Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Cara-cara Menghindari Ular Masuk Rumah

2 Mei 2011   06:18 Diperbarui: 4 April 2017   17:27 65277 1
Untuk kedua kalinya, kutemukan ular di rumahku. Kali ini kusaksikan liukan ular itu bergerak maju menyamping menuju ke arah belakang kursi. Dengan sigap saya berteriak kepada istriku persis seperti seorang komandan kepada anak buahnya: 'Bu, masuk kamar. Sama si Ade'. Semua pintu ke luar aku tutup, agar tidak ada celah keluar. Secepat kilat kubawa sebuah tongkat bambu pemberian mertuaku, yang beliau minta disimpan di belakang pintu, agar 'jika ada maling gampang digetok'. Kuajak pula Bang Jimi, pembantu rumah sebelah, untuk membantu menangkap ular itu.

Akhirnya kutemukan juga ular itu yang bersembunyi di belakang meja komputer dengan tali-tali menjuntai yang mungkin dia pikir itu temennya. Kucoba giring dia ke tembok, dan akhirnya kutekan badan ular itu dengan tongkat bambu sekuat tenaga, sampai menurutku mati. Lalu Bang Jimi - yang sebenarnya masih berusia dua tiga belas tahunan - dengan beraninya menangkap ular itu - yang ternyata masih hidup, dengan tangan kosongnya. Akhirnya ular yang sudah mati itu kumasukkan ke dalam kantong plastik, lalu dibuang.

Cerita di atas sepertinya sebuah perjuangan heroik. Padahal tidak, karena ular yang kutemukan sebenarnya lebih tepat disebut anak ular, dengan diameter lebih kecil dari pensil, panjang tidak lebih besar dari sejengkal. Tapi ular tetaplah ular, sekecil apapun itu, bagi saya tetap berbahaya - apalagi ada Ade bayi di rumah. Lagipula saya bukanlah Irfan Hakim, yang berani memelihara ular besar. Dengan ular sekecil itupun sudah membuat istriku trauma.

Dengan kejadian itu, saya kemudian mencari cara agar rumah kami tidak didatangi ular lagi. Apalagi setelah mendapatkan sebuah pernyataan dari seseorang kawan 'wah, ular itu harusnya jangan dimatikan di dalam rumah, ntar mengundang ular lainnya karena penciuman ular tajam terhadap darah sesama ular, apalagi jika ular itu masih kecil, bisa-bisa didatangi induknya'. (Di hati saya membatin, oh please deh, lu nakutin keluarga gue).

Dan setelah search informasi sana sini, inilah apa yang saya pikirkan - termasuk yang diusulkan beberapa website:

Menaburkan garam meja di sekeliling jalur masuk ke rumah. Langkah seperti ini diusulkan banyak orang, termasuk juga saya pelajari sewaktu pramuka, dan juga melihat dari beberapa filem di televisi. Langkah ini sudah saya lakukan. Alhamdulillah saat itu rumah kami tidak kemasukan ular, meskipun kami harus menerima konsekuensi negatif:


  • Garam yang ditaburkan di lubang jendela kemudian membuat teralis besi berkarat dengan cepat
  • Garam yang ditaburkan di pintu masuk kemudian menetes ke taman sehingga membuat rumput di sekeliling rumah kering dan mati
  • Keampuhan garam akan menghilang seiring habisnya garam itu sendiri, baik terkena cucuran hujan, tersapu Mak Icih pembantu rumah atau tertiup angin. Dan pada saat jeda tidak terdapat garam di jalur masuk ke rumah, si ular pun mungkin tetap akan leluasa masuk.
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun