Melihat wajahmu, setelah tawa itu pecah, kau menjelma taring, mengerkah kami, tipuan manis ajak sesat, kami hanya mampu menangis, saat ingin berlari, kami kehilangan pintu, entah di mana kau sembunyikan mata kunci dari mata hati, sebelum mati kami ingin berbuat sekali.
KEMBALI KE ARTIKEL