Mohon tunggu...
KOMENTAR
Healthy Pilihan

Mengintip Seramnya Instalasi Corona di RS Rujukan

12 Juli 2020   13:32 Diperbarui: 12 Juli 2020   13:32 229 6
Tadi pagi, saya ketemu seorang perawat, senior yang bekerja di sebuah rumah sakit (RS) terbesar di kota Malang. Beberapa bulan kami tidak ketemu. Biasanya kami sering jumpa saat Subuh, Asar atau saat Maghrib di masjid kampung.

Tergerak rasa ingin tahu apa saja aktivitasnya selama ini, saya menanyakan,: "Lama tidak jumpa pak?" Beliau yang sedang mengendarai motor, perlahan, kemudian berhenti, menjawab,: "Saya terpapar Corona." Sembari membuka helm bagian depan. Dimatikan mesin motornya. Kami kemudian berbincang singkat.

"Saya terpapar Corona....." Katanya memulai ceritanya. Tidak lama, karena kami hanya punya waktu kurang dari 10 menit untuk ngobrol. Pak Fulan, sebut saja demikian namanya. Beliau bertugas di IGD sudah lebih dari 15 tahun. "Perawat kami banyak yang terpapar. Dari 50 staf yang ada, 12 orang dinyatakan positif. Empat di antaranya positif swab nya. Kondisinya jadi 'mencekam'. Sangat berat, namun harus kami hadapi."

"Saat ini, belum ada tanda-tanda menurun kasusnya. Sekarang didirikan Instalasi Corona, sebagai pusat layanan khusus. Instalasi ini selalu penuh, full house. Bahkan antri pasiennya. Masyarakat kita ironisnya banyak yang tidak paham. Kondisi di luar seolah-olah semuanya 'normal', karena banyak aktivitas yang berlangsung seperti semula. Padahal sejatinya, kasusnya belum menunjukkan tanda-tanda berkurang di Malang. RS kami kewalahan." Demikian akunya.

Sangat biss dimengeri bagaimana keprihatinan Pak Fulan dalam menghadapi situasi ini. Beliau, beserta teman-teman perawat yang bertugas di IGD 'berjuang keras' dengan memberikan layanan keperawatan yang saat ini bukan hanya kasus-kasus emergency dan kecelakaan biasa yang dihadapai. Kini ketambahan Corona. Ini merupakan beban kerja yang tidak ringan.

IGD Selalu Sibuk 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun