Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Dia, Teman Sekelasku

5 November 2020   14:58 Diperbarui: 5 November 2020   15:02 71 2
Singkat cerita, dimulai pada pertengahan tahun 2017 dimana aku baru mendaftarkan diri di sekolah menengah atas atau lebih tepatnya SMA.

Awal sekolah semua berjalan lancar hingga tiba saatnya tepat pada jam setelah bersih-bersih kelas, hal itu pun terjadi.

Dia, lelaki berpostur tubuh tinggi dengan kulit hitam manis nya serta alis yang tebal dan juga pandangan yang tajam berhasil membuat hatiku yang awalnya biasa saja jadi semakin berdebar tatkala dia memainkan jarinya untuk mengetik gitar kesayangannya.

Aku mungkin berfikir jika rasa itu ada karena dia sedikit memiliki kemiripan dengan mantan pacarku yang pada saat itu masih membuat ku tidak bisa melupakannya, namun seiring berjalannya waktu rasa itu tumbuh dengan hasrat yang berbeda. Hasrat ingin memiliki namun sadar diri ini sangat tidak diinginkan olehnya.

Hari demi hari berlalu, dimana rasa suka yang aku rasakan padanya semakin menjadi-jadi. Disitu aku hanya bercerita kepada para sahabat ku saja dan dua orang teman lelaki ku yang ternyata sangat tidak tahu diri sebab dia memberi tahu kepada 'dia' yang aku sukai.

Bulan pertama dia mengetahui jika aku suka padanya, aku merasakan jika dia 'risih' atau lebih tepatnya menunjukkan rasa tidak suka jika aku menyukainya. Tapi untuk aku itu bukan sebuah masalah besar. Aku menyukai nya hanya sebatas menyukai karena sejak awal aku sudah sadar diri aku tidak mampu memilikinya.

Hingga saat nya berganti tahun menjadi tahun 2018, tepat saat ulang tahun ku, teman-teman lelaki ku memintaku untuk memberikan sepotong kue kepada nya, pada saat itu juga hatiku berdebar luar biasa namun aku berusaha menutupinya. Hal sedih terjadi ketika dia berkata "maaf aku tidak suka makan roti yang penuh coklat" demi apapun saat itu aku merasakan duniaku runtuh. Terkesan berlebihan namun itulah kenyataannya.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, sampai lah saat nya aku naik kelas atau lebih tepatnya aku sudah berada di kelas 2 SMA.

Sebelum aku berada di kelas 2 itu sekolahku mengadakan libur akhir semester yang lama nya hampir satu bulan. Satu bulan hanya dirumah saja tanpa bertemu dengannya membuat ku berfikir, 'apakah aku harus terus menyukai dia yang jelas-jelas tidak menerimaku?' kalimat itu selalu berputar dikepalaku selama satu bulan penuh.

Tiba saat nya untuk datang ke sekolah lagi, aku benar-benar dibuat takjub sebab perasaan itu hilang, tidak sampai pada titik hilang hanya saja perasaan itu semakin berkurang, entah berkurang atau memang aku yang lebih memilih untuk menyukai dia dalam diam.

Semua sudah berjalan normal, hanya saja aku dan dia sedikit canggung jika berpapasan. Aku yang merasa harus menyukai dia diam-diam mencoba untuk biasa saja terhadapnya namun ternyata dia lah yang membuat hubungan kami canggung.

Satu tahun di kelas 2 dalam keadaan canggung membuat ku semakin terbiasa dengan sikap dia yang seperti itu. Itu juga yang menyebabkan aku menyukai nya dalam diam saja, karena aku takut situasi akan semakin canggung.

Tahun pun berganti menjadi tahun 2019, tahun dimana aku terakhir di sekolah yang artinya menjadi tahun terakhir aku melihat senyum manis nya.

Senyum manis yang selalu dia tampakkan pada temanku yang lain dan bukan untuk aku. Senyum manis yang sampai saat ini terkadang masih aku rindukan. Alis tebal dan juga mata tajam nya masih selalu terngiang di kepalaku.

Perpisahan sekolah pun terjadi, namun semua acara batal padahal seharusnya itu menjadi moment yang pas agar aku bisa berfoto dengannya sebagai kenang-kenangan di akhir masa sekolah.

Singkat nya sebagai penutup, aku merindukannya. Tapi aku memilih diam dan menahannya sendiri. Terimakasih 'kamu' telah menjadi penyemangat ku selama 3 tahun terakhir dan menjadi penyemangat ku ketika aku lelah akan tugas yang di berikan bapak dan ibu guru.

Insyaallah, rasa suka ku padamu sampai hari ini sudah sirna tergantikan rasa biasa sebagai teman.  Meskipun rasa ini sudah sirna, tapi kamu tetap jadi orang yang sangat berarti untuk aku.

Semangat untuk kegiatan perkuliahan yang kamu jalani. Semoga sukses dan bahagia selalu agar aku juga bahagia melihat kesuksesanmu.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun