''Om kase capat sadiki kwa ini oto, kita somo terlambat ke kantor" ( Pak tolong agak cepat soalnya saya hampir terlambat ke kantor). Saya tersentak dengan ucapan seorang ibu muda yang duduk di depan saya. Jam yang melingkar di tangan saya menunjukkan 07.25 WITA. Â "Ini so capat tanta... so lari 60" (Ini sudah cepat Bu... 60 km/jam), sopir yang berumur setengah baya menjawab dengan pelan tetapi tegas. Dialog terus berlanjut bahkan cenderung meningkat sampai saat saya menghentikan kendaraan karena sudah tiba.
Kondisi yang biasa terjadi ketika kita terburu-buru untuk sampai ke tempat tujuan apalagi jam masuk hampir deadline. Sopir sering menjadi sasaran emosi ketika saya dan kebanyakan orang terlambat biasanya alasan karena mobilnya lambat, masuk keluar lorong dan sebagainya.
Saya jadi teringat kepada ucapan seorang eksekutif di tempat saya bekerja di sebuah perusahaan swasta nasional beberapa tahun yang lalu. " Kalau you datang ke tempat kerja naik angkot dan terlambat, salahkan dirimu sendiri. Bukan sopirnya yang lelet, atau mobilnya yang lambat tetapi karena anda bangun kesiangan sehingga semua dilakukan teburu-buru". (Wajah buruk salahkan cermin)