16 Mei 2020 00:00Diperbarui: 16 Mei 2020 00:332430
Pada tahun 1926, pemuda Soekarno bertemu dengan seorang petani bernama Pak Marhaen di pematang sawah, pinggiran Bandung, Jawa Barat. Cerita petani Marhaen merangsang dialektika Soekarno bahwa stelsel hidup yang kapitalistik menimbulkan kelas-kelas tertindas, sekalipun mereka memiliki alat produksi kecil nyatanya masih diterpa permasalahan kemiskinan. Sintesa tersebutlah yang membawa pemuda Soekarno berjuang dengan modal ideologi hasil pikirannya, yang diberi nama Marhaenisme.
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.