Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Isi Tasnya Ada Kondom

9 Oktober 2010   04:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:35 550 0
Machi chan datang ke apato sore itu, mengajak kami, aku dan jhon dugem bareng malam nanti. Maklum malam minggu, cafe dan club buka sampai pagi memainkan musik menghentak yang berbeat cepat.

Machi chan adalah wanita jepang yang telah berumur menengah keatas maksudnya tante-tante, Belum menikah dan belum punya pacar. Biasanya, kalau tiap sabtu sore dia main ke apato, bawa makanan dan snack untuk kami.

Kali ini dia membawakan kami satu set shushi ( bukan susis-nya sule yang suami takut istri itu loh..), bikinan sendiri dan agak amis ( karena terbuat dari ikan mentah ). Padahal, dari dulu kami tidak suka shushi, tapi selalu saja dibawain untuk kami.

Shushi dimasukan ke kulkas oleh dia, karena kami tidak menyentuhnya sama sekali. Lalu setelah itu memeriksa isi tasnya mencari sesuatu.
" nani ka sagashite," ( lagi nyari apa?)
" kondom,"
" buat apa?,"
" buat jaga-jaga,"
Setelah dibongkar semua isi tas, akhirnya kotak kecil berisi balon karet elastis itu ketemu.
" ikura desuka," ( harganya berapa?)
" go hyaku en," kata machi menyebut harga sekotak kondom itu 500 yen.
" doko ni kaite," ( beli di mana)
" konbini ni aru yo," ( di mini market ada)
" so ka," ( begitu ya).
Karena hari telah merapat ke malam, kami bergegas bersiap dan menuju kelab malam untuk berdisko.

Kebanyakan wanita jepang yang telah dewasa selalu menyimpan kondom ditasnya, pernah aku tanyakan pada machi mengapa selalu begitu. Dia jawab, takut bila suatu saat ada yang ngajakin ML, tapi tidak tersedia kondom itu sangat berbahaya. Antisipasi terhadap bahaya penyakit kelamin dan AIDS.

Memang sih, saat dikelab pun dia lama menghilang, padahal sebentar tadi dia ngobrol-ngobrol sama bule. Kalau ditanya tadi kemana saja, pasti dia akan menjawab cuma senang-senang sebentar dihotel.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun