Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Artikel Utama

[WPC 31] Pawai Kota dan Pesta Kembang Api Akhir Tahun

26 Desember 2012   15:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:00 796 5

Sebagai warga yang lahir dan besar di kota Jakarta saya masih ingat jaman orde baru era keemasan mantan presiden Soeharto, awal tahun 70-an, pemerintah DKI Jakarta selalu merayakan HUT kota Jakarta setiap tahun dengan pawai keliling di pusat kota. Sepanjang ingatan saya pawai berlangsung dari tugu Monas mengelilingi  jalan MH Thamrin.

Pagi-pagi sekali dari rumah ayah membonceng saya dan adik-adik dengan Vespa tuanya ke pusat kota menyaksikan pawai tersebut. Walau di bawah terik matahari saya asyik saja  menyaksikan aneka mobil dihias dengan bunga-bunga, potongan styrofoam, ranting pohon, lampu-lampu dan atau kardus-kardus yang dilukis mengikuti bentuk-bentuk bangunan. Ada yang berbentuk rumah-rumah ibadah, istana merdeka, tugu Monas, tokoh-tokoh terkenal masa itu dlsbnya. Betapa kreatifnya mereka membungkus mobil-mobil menjadi seperti bangunan berjalan diwarnai mirip dengan aslinya. Beberapa mobil mewakili instansi-instansi pemerintah dengan slogan-slogan yang tertera di badan mobil. Di beberapa mobil juga terdapat seorang atau sepasang model. Umumnya mereka mengenakan pakaian tradisional Indonesia yang beraneka ragam atau pakaian pekerja professional seperti pejabat pemerintah lengkap dengan seragam batik KORPRI, jas safari warna abu-abu, dokter, perawat, penerbang, dll. Buat saya yang masih kecil saat itu pawai tersebut sangat menarik untuk dilihat, berbaur dengan turis lokal dan asing, tetap manis untuk dikenang. Entah sekarang saya tak tahu lagi apakah pawai kota ini masih berlangsung hingga kini di kota Jakarta.

Warga akan berdiri di sisi 2 jalan raya yang akan dilewati peserta pawai. Di 2 jalan paralel ini akan dilalui peserta pawai bersamaan, biasanya sisi kanan untuk dilalui pasukan tentara dan keluarga kerajaan sedangkan sisi kiri akan dilalui kendaraan-kendaraan militer, kendaraan antik milik kerajaan,  dan kendaraan layanan publik terkini yang dimiliki negara. Pasukan angkatan darat, angkatan laut, polisi, pengawal kerajaan ( Amiri ), pasukan penjinak bom, pasukan anti huru-hara berbaris rapi diikuti juga pasukan berkuda dan berunta melewati para penonton. Barisan terakhir adalah keluarga raja yang biasanya hanya duduk manis di dalam mobil sambil melambaikan tangan namun pada perayaan QND tahun ini sang raja turun dari mobil melepas jubah warna keemasannya, menyalami warga yang ada di baris paling depan.

Bila tak mendapat baris paling depan tidak mungkin bisa menyaksikan tentara berbaris karena terhalang penonton lain. Yang paling mungkin bisa disaksikan adalah atraksi dari udara berupa pesawat terbang layang, penerbang parasut, atau pasukan angkatan udara membentuk formasi cantik di angkasa. Yup, selain pawai di darat beberapa personil juga akan beratraksi di udara. Penerbang parasut dan penerbang layang akan melayang di udara kemudian mendarat di antara 2 jalan paralel tersebut. Diantara penerbang tersebut ada yang membawa bendera Qatar berwarna merah marun dan putih.

Selain atraksi di darat dan udara, polisi air juga akan melintas di tengah laut tepat di sisi kiri pawai berlangsung, di sepanjang tepi pantai Corniche. Perahu-perahu tradisional mengibarkan layar-layarnya yang kelihatan gagah nan manis  nampak dari sisi tempat saya menyaksikan pawai. Pawai akan berlangsung selama kurang lebih 2 jam, tidak terasa lama karena udara di bulan Desember selalu sejuk meski matahari bersinar terang. Walau harus berangkat subuh tetapi nyaris semua warga memadati pusat kota. Walau kendaraan-kendaraannya  tidak seindah pawai mobil hias di Jakarta saya selalu semangat menghadiri pawai kota ini.

Link WPC-31:

http://lifestyle.kompasiana.com/hobi/2012/12/22/weekly-photography-challenge-31-festive-seasons-and-mothers-day-512952.html

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun