Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Kemalasan Berujung Petaka

29 Januari 2020   10:11 Diperbarui: 29 Januari 2020   10:25 86 0
"Hidup ini untuk apa?". Mungkin bagitulah, ungkapan yang bisa diungkapkan untuk hari ini, dan mungkin hal itu akan berulang untuk hari esok dan seterusnya.

Berawal dari sebuah kejenuhan, hingga pada akhirnya hal itu akan berakhir dengan yang namanya kemalasan. Kemalasan yang akan berujung pada tahap kebuntuan. Kebuntuan untuk dapat berpikir secara kritis, dan kebuntuan untuk dapat bertindak secara kongkrit. Hal itulah yang akhir-akhir ini dihadapi dan kerap kali terjadi.

Kemalasan itu hadir bukan tanpa sebab. Sebab, segala sesuatunya memang sudah pasti akan menghadirkan akibat sebagai konsekuensi logis. Sama halnya dengan sebab orang sakit sebagai akibat dari tidak teraturnya dalam mengatur cara kita hidup sehat, atau akibat lainnya seperti keseringan kita tidur larut malam (keseringan begadang). Hal lainnya juga, penyebab dari kita tidak minum obat atas resep yang disarankan seorang dokter, akan berakibat pada penyakit kita kambuh.

Dan contoh kemalasan lainnya, seperti hadirnya kemalasan untuk menjaga hubungan manusia berinteraksi dengan alam (Hablum minal alam). Malasnya kita untuk merawat keberlangsungan dan menjaga ekosistem pohon dilingkungan sekitar misalnya. Untuk menjaga keberlangsungan resapan air agar tidak tergenang yang pada akhirnya berakibat pada air bah (banjir), yang hal itu jika terjadi akan berakibat petaka bagi kita (Manusia).

Pembangunan, inovasi infrastuktur, dan keberlangsungan mode industrialisasi memang menjadi tantangan dan gerakan pembaharu dilakukan secara masif besar-besaran.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun