Mohon tunggu...
KOMENTAR
Fiksiana Pilihan

Surat Cinta ChatGPT Pengagum Rahasia Jenny (Bagian 3)

25 Februari 2023   18:42 Diperbarui: 27 Februari 2023   09:17 773 8
(Bagian tiga)

Duh, nulis surcin, surat cinta? Banyak baca buku roman dan nonton kisah film, tapi gak pernah bisa nulis surcin! Aduh, pacaran aja lom pernah, malu banget! Apalagi jika harus jadian! Mana mau Jen sama diriku yang nerdy begini? Apalagi aku hanya warga kelas dua belas korban bully. Malu-maluin bener dah!

Galau melanda Vincent sepanjang sore hingga malam hari. Selain gara-gara tantangan dadakan Brandon itu, juga karena ia mendadak jadi mikirin Jenny terus. Ortunya sudah keras melarangnya untuk dekat dengan cewek apalagi berani pacaran sebelum lulus kuliah.

Tapi baru kali ini aku merasa tertantang ingin mendekati Jen. Bukan karena dia cantik atau semacamnya. Aku hanya ingin berteman dulu saja dengannya, gak usah lebih dari itu udah cukup bagiku. Aku menyukainya. Dia beda dengan cewek lain. Pokoknya aku harus jadi temannya.

Sebenarnya Vincent bisa saja mengarang surcin. Hobinya membaca mengantarkannya jadi penulis kecil-kecilan. Karya puisi dan cerpennya dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris kerap menghiasi mading sekolah. Tapi itu tanpa tujuan, apalagi mengambil hati cewek manapun.

Chat WA masuk.

"Hai! Vincent lagi ngapain? Aku sedang baca buku yang tadi kamu rekomen. Bagus, seru."

"Oh, hai juga, Jenny! Syukurlah kamu suka."

"Kamu lagi ngapain?"

Lama hening, lalu Vincent mengetik, "Lagi belajar. Kamu?"

"Oh, rajin banget. Maaf ya sudah mengganggu. Sampai jumpa besok di sekolah ya. Malam."

"Malam juga. Sampai jumpa."

Duh, dia WA duluan! Hati Vincent kebat-kebit kegirangan. Padahal tadi aku terpaksa bohong. Lagi nyoba nulis surcin! Sepertinya aku akan kalah. Dari mana mulai, ya?

Akhirnya Vincent terinspirasi dan segera beraksi. Ia tidak seberapa yakin, tapi setengah pasrah saja. Surcin ketikan tanpa nama itu di-print rapi lalu dilipatnya baik-baik.

***

Sementara itu di kamar tidurnya yang maha mewah; kasur empuk king size super nyaman plus interior estetik instagrammable, Brandon juga sedang bengong memelototi layar lappie terbaru berlogo apel digigit.

Huh, kok bisa-bisanya gue nantangin dia gitu. Tapi memang udah saatnya gue nembak Jen sebelum ada cowok lain mepet. Gue mesti gercep deketin dia sebelum ada cowok semacam Vincent itu. Masa' kalah sama pecundang.

Diketikkannya sebaris chat WA. "Halo, Jen. Lagi ngapain kamu?"

Lama, hanya centang satu abu-abu. Akhirnya tepat sebelum Brandon fed up dan meletakkan ponsel cap apel digigit, Jenny membalas.

"Halo Don. Maaf, Jen lagi belajar. Besok kita ulangan, kan? Sudah ya, Don, bye."

Huh. What the hell. Beberapa hari lalu Jen masih mau balas chat panjang lebar. Masa' hari ini abis dipedekate Vincent jadi begini sama gue? Gak boleh begini terus.

Brandon yang selalu update dan ogah dicap kudet tiba-tiba dapat akal bulus yang gak kaleng-kaleng.

Walau gue gak suka baca buku, gue juga bisa tulis surcin anti gagal. Akan gue buat Jen auto klepek-klepek! Pasti Vincent gak bakal diterima sama dia dan gak akan pernah menang. Tamat riwayatnya. Jen, lo bakal mau sama gue. Hahahahaha!

***

Keesokan harinya seisi kelas dua belas heboh. Dua pucuk surat anonim di laci meja Jenny menjadi misteri terbesar. Jenny sebenarnya malu saat menemukan. Namun teman-teman segengnya terlanjur heboh, ramai ngeledek.

"Cie cie! Kira-kira, siapa aja nih penggemar rahasia Jenny?"

"Wah, dua-duanya beda banget. Yang ini luar biasa sekali! Aduh, manisnya. Romantisnya. Aku suka banget, Jen. Ini pasti cowok luar biasa."

Wajah Jenny bersemu dadu. "Kalian ya, iseng ngerjain aku?"

"Tidaaaaak!" gadis-gadis itu kompak menjawab. "Kami siap bantu menyelidiki siapa saja penulis surat ini. Yang jelas pasti cowok."

"Ya. Jika perlu, kita cek CCTV!"

"Setuju!'

"Tidak perlu, Nona-nona! Lagipula gak seru banget pake cara gitu!" cowok-cowok Minions Brandon muncul. "Kami dengan senang hati membocorkan siapa saja pengagum rahasia Jennifer! Gak lain gak bukan, Brandon dan... Vincent!"

Seisi kelas terdiam. Bergantian, puluhan pasang mata cowok-cewek menatap tajam dua cowok yang namanya disebutkan para Minions Brandon itu.

Brandon spontan tersenyum bangga sambil mengangguk, "Ya, aku menuliskannya dengan segenap hati karena aku seorang gentleman! Aku sudah berusaha keras."

Vincent sebaliknya, dengan wajah merah padam menundukkan kepala. "Uh, aku... Aku..."

(bersambung)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun