Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat

Sambo Ichiryoo Zon (All Three Lost One Pound Each)

15 April 2010   00:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:47 77 0

Syahdan, di era Tokugawa, seorang pejalan kaki menemukan kantong berisi tiga koin uang dan sepotong kertas bertuliskan identitas si pemilik, seorang tukang kayu. Sang pejalan kaki kemudian bersusah payah mencari alamat si pemilik, hanya untuk kemudian terkejut mendengar respon dari si tukang kayu: “Karena dompet itu memilih pergi dariku, aku tidak menginginkannya kembali. Ambil saja untukmu”. Sontak si pejalan kaki jadi sewot. (wong dah dibela-belain jalan kaki ampe pegel, mbok ya bilang terima kasih dulu he…he…..-red).
Sehingga yang terjadi kemudian adalah cekcok mulut antara keduanya (sampai akhirnya capek sendiri-red); kemudian mereka memutuskan untuk pergi ke orang bijak (bukan dukun bukan pengadilan, cerita aslinya mereka pergi menghadap seorang yg terhormat). Sang bijak cuma manggut-manggut mendengarkan cerita dari kedua belah pihak, mungkin sambil mengelus-elus jenggotnya yang sudah memutih.

Bagaimana kira-kira penyelesaian kasus ini?

Banyak opsi ya? bisa jadi si penemu yg seharusnya memiliki tuh uang (finder’s keeper) ato si tukang kayu bilang terima kasih dulu, baru koinnya di kasiin ke sang penemu, ato koin itu di bagi tiga (satu koin untuk sang bijak sebagai ongkos perkara (ekonomi biaya tinggi nih), dll.

Setelah mendengar pledoi dari masing-masing pihak, sang bijak merogoh kantongnya sendiri dan menambahkan satu koin lagi ke dalam dompet sumber perkara. Setelah itu, sang bijak membagi koin masing-masing dua koin dan menyerahkan satu bagian ke si penemu dan satu bagian lagi ke tukang kayu.

Kemudian dia menjelaskan, “rekan-rekan sekalian, beginilah baiknya, Kamu yang menemukan seharusnya dapat 3 koin bila saja kau menuruti kata-kata si tukang kayu dan ngga usah ngeyelan. Kamu juga tukang kayu, harusnya bisa memperoleh kembali ketiga koinmu bila saja kau sedikit berterima kasih. Akhirnya, kita semua kehilangan 1 koin”

*In solving a problem everyone should be willing to lose some*

disadur bebas dari “Dispute resolution in contemporary Japan” (Takeyoshi, K dan Yosiyuki, N)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun