Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Pecat Saja Pilot yang Memakai Narkoba

14 Februari 2012   02:39 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:41 237 0
JAKARTA-GEMPOL, Dunia penerbangan di Indonesia menjadi geger karena ulah Pilot yang memakai narkoba. Maskapai Lion Air sudah menjatuhkan sanksi kepada pilot Sjaiful Salam yang kedapatan memakai sabu di Hotel Garden Palace, Surabaya. Padahal semua pilot sudah melakukan tes kesehatan enam bulan sekali. Salah satu tahapan dalam seleksi adalah menandatangani kesepakatan kerja yang berisi larangan menggunakan narkoba dan semua pilot harus lulus tes kesehatan.

Pilot Sjaiful Salam  berusia 44 tahun itu ditahan di kantor pusat BNN di Jakarta. Kasus pilot pemakai sabu harus menjadi perhatian utama karena menyangkut keselamatan penumpang. Kasus semacam ini sangat berbahaya dan merupakan atensi BNN,bila terjadi kecelakaan akan fatal saat "pilot sabu" menerbangkan pesawat. Dia tertangkap basah memakai sabu berselang sekitar 2,5 jam dia akan menerbangkan pesawat ke Ujung Pandang dan Balikpapan.

Hanya berselang satu hari sejak ditangkapnya Sjaiful Salam oleh Badan Narkotika Nasional (BNN), Lion Air langsung memberhentikan pilot asal Tangerang, Banten.Selain tindakan Sjaiful menyalahi peraturan perusahaan, lebih gawat lagi perbuatan itu membahayakan penumpang. Sebab, dia harus menerbangkan pesawat ke Makassar.Pihak manajemen sudah memecat pilot pecandu narkoba. Mekanisme tersebut berlangsung secara otomatis sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan dan aturan perusahaan yang berlaku. Mereka yang bersalah sudah diberhentikan dan tidak akan pernah menjadi pilot di Lion Air lagi.

Pilot Sjaiful Salam ditangkap oleh BNN Jatim dan Ditnarkoba Polda Jatim tiga jam sebelum menerbangkan ratusan penumpang ke Makassar pukul 06.00. Saat ditangkap di kamar 2019 hotel berbintang Surabaya, dia sedang nyabu dan membawa 0,4 gram sabu.Tertangkapnya Sjaiful menjadi tamparan kedua bagi maskapai berlogo singa itu. Sebelumnya, salah satu pilotnya juga tertangkap sedang mengkonsumsi narkoba di sebuah hotel di Makassar. Beruntung, kedua pilot nakal itu bisa tertangkap sebelum sempat menerbangkan burung besi ke luar pulau.

Kementerian Perhubungan akan melakukan tes narkoba secara acak terhadap pilot sebelum terbang. Bahkan disiapkan pula uji narkoba baru menggunakan rambut.Tes narkoba melalui urine sudah usang dan dianggap kurang maksimal. Sebab, metode seperti itu hanya bisa mengecek narkoba selama 12 jam sejak pemakaian. Apalagi, metode seperti itu rawan dimanipulasi pelaku. Kalau pakai rambut, bisa ketahuan sampai tiga bulan ke belakang apakah dia pernah pakai atau tidak.

Dengan sistem seperti itu diperkirakan manipulasi lebih bisa diminimalkan. Dengan demikian BNN dan Kemenhub akan memiliki gambaran siapa saja pilot yang pernah menggunakan narkoba. Harapan tes narkoba bagi para pilot melalui rambut tersebut bisa dilakukan secara berkala. Rencananya tes rambut bagi pilot setiap tiga bulan sekali.

Narkoba sangat rentan mempengaruhi otak manusia. Kalau di tengah perjalanan kambuh, tentu keselamatan penumpang jadi taruhannya.BNN mengancam akan menindak keras para pilot dan awak pesawat lain yang kedapatan memakai narkoba. Agar para pilot tidak lagi nekat mengkonsumsi narkoba jenis apapun.Ternyata mengonsumsi sabu-sabu memiliki efek tersendiri. Narkotika berbentuk kristal ini merupakan jenis memtafetamin, sehingga efek dari konsumsi sabu yakni terjadi peningkatan konsentrasi, semangat, dan daya tahan tubuh yang sangat tinggi.

Saat mengemudikan pesawat menggunakan sabu, akan terjadi konsentrasi yang sangat tinggi dan semangat. Yang paling parah adalah ketika mengemudikan pesawat tapi tidak dalam reaksi sabu. Jika seseorang mengonsumsi 0,5 gram Sabu maka efek dari kristal haram ini akan terasa lebih dari 12 Jam.

Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia atau Indonesia National Air Carriers Association (INACA) mendesak Kementerian Perhubungan mencabut lisensi pilot yang tertangkap tangan memakai narkoba.Tidak hanya pilot, sanksi serupa juga harus diberikan kepada awak pesawat dan personel penerbangan. Pemerintah diharapkan tak hanya membekukan izin, tapi juga tegas mencabut dan melarang awak pesawat yang terlibat narkoba untuk terbang lagi. Pencabutan lisensi ini untuk menjamin keselamatan penumpang dan memberikan efek jera.

Awak pesawat merupakan profesi yang menjadi ujung tombak industri penerbangan yang menjunjung tinggi profesionalisme dan dituntut selalu berdisiplin. Para awak pesawat harus tetap dalam kondisi normal dan tidak menjadi pengguna obat terlarang. Sejak tertangkapnya dua pilot hal ini merupakan citra buruk bagi penerbangan nasional.

Kasus yang menyeret dua pilot Lion Air bisa menimbulkan opini publik bahwa narkoba merupakan gaya hidup dari sebagian oknum awak pesawat. Penyalahgunaan dan penggunaan narkotika bukanlah gambaran umum gaya hidup seluruh awak pesawat.Dengan pemberitaan pilot yang tertangkap, semoga tidak ada lagi pilot yang menjadi pengguna narkoba.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun