Mohon tunggu...
KOMENTAR
Inovasi Pilihan

Nissa Sabyan, Sepeda, dan Monstera Adansonii

4 Maret 2021   10:45 Diperbarui: 4 Maret 2021   11:07 250 2
Minim sekali media online yang membahasnya. Karena mereka lebih tertarik untuk menulis berita tentang Nissa-Ayus demi meraih banyak visitor dan peningkatan rating di mesin pencarian, daripada menulis tentang raja settingan yang bagi warga dumay +62 sudah membosankan.

Berita Vicky Prsetio yang biasanya heboh saja hampir tenggelam. Bagaimana dengan berita tidak penting seperti berbagai prestasi yang diraih di Indonesia selama pandemi?

Tidak banyak yang tahu kalau delegasi pelajar dari Indonesia berhasil meraih prestasi cukup membanggakan pada Internasional Zhautykov Olympiad (IZhO) di Kazakhstan yang dilaksanakan 7-13 Januari 2021 lalu. Dalam bidang olah raga, squad merah-putih Indonesia berhasil meraih juara pada sektor ganda putri pada salah satu turnamen Leg Asia 2021. Yaitu Yonex Thailand open 2021 yang diadakan di Bangkok.

Masih di awal 2021, salah satu tokoh perempuan Indonesia kembali membuktikan prestasinya pada dunia. Saat Menteri Keuangan Sri mulyani Indrawati terpilih sebagai co-chair the coalition of finance ministers for Climate Action periode 2021-2023. Sebuah forum yang mendukung adanya mobilisasi pendanaan perubahan iklim dari para menteri keuangan dunia untuk aksi merubah iklim domestik maupun dunia. Serta berbagai berita tentang prestasi Indonesia di awal 2021 yang tidak bisa disebutkan di sini satu persatu.

Kenapa berbagai good news tersebut tidak banyak yang tahu? Karena memang tidak banyak media online yang memuat berita-berita tersebut. Kenapa pula tidak banyak media online tidak memuat? Kembali lagi, karena tidak banyak audiesn yang tertarik dengan jenis berita baik seperti ini.

Berbicara media online besar, jelas kita akan berbicara masalah industri. Tentang industri media online yang sedang banyak dibuka demi memenuhi tuntutan audiens yang lebih memilih membaca berita media online dibandingkan dengan media cetak. Dalam sebuah teori bisnis dasar, sebuah industri bisa bertahan jika mau mengikuti keinginan pasar.

Media online yang mau memuat bad news akan lebih mudah memperoleh banyak visitors. Semakin banyak visitors, maka akan lebih banyak peluang untuk memperoleh pendapatan ikam dari space iklan yang disediakan pada websitenya. Jelas sudah. Media online yang lebih banyak memuat bad news akan bisa bertahan sekaligus memperoleh banyak keuntungan. Sehingga bisa diambil kesimpulan bahwa semakin banyak memuat berita negatif, maka akan semakin banyak pula mendapat keuntungan dari bisnis berjualan berita seperti ini.

Terlebih lagi jika berita yang dimuat tertait kasus perselingkuhan artis ternama yang fakta-faktanya tidak pernah disangka masyarakat sebelumnya. Seperti kisah perselingkuhan Nissa-Ayus. Bagaimana masyarakat bisa menyangka? Lah Wong mereka berdua itu tergabung dalam band musik religi. Mana mungkin penebar dakwah lewat media musik justru melakukan perselingkuhan?

Meski belum ada klarifikasi langsung tentang benar tidaknya gosip ini dari Nissa sendiri, tapi masyarakat kadung mencicipi berita ini. Terasa enak. Apalagi dengan tambahan varian topping berita yang terus diproduksi media-media gosip online. Akhirnya mereka lahap menikmatinya sambil mengumpat dan membagikannya di akun media sosial lainnya.

Jagat dunia maya heboh. Warga dumay beramai-ramai mencari berita online yang terkait dengan ini. Mencari jawaban sejak kapan perselingkuhan itu terjadi? Mengapa mereka bisa selingkuh? Bagaimana reaksi istri Ayus dan ayah Nissa tentang kabar tersebut?

Hingga menerka-nerka ending apa yang akan terjadi? Apakah akan sama dengan kasus perselingkuhan artis lainnya atau tidak?

Semua pertanyaan itu seperti dipahami oleh media sehingga mereka berlomba-lomba menyajikan berita perselingkuhan ini sebaik mungkin. Kalau perlu mereka akan menambah sedikit dramatisasi hingga cita rasa bad news semakin membuat penasaran.

Alhasil, bad news perselingkuhan ini akhirnya menjadi good news sekaligus hiburan saat banyak orang merasa lelah dan bosan untuk terus di rumah saja selama pandemi masih berlangsung. Hampir sama dengan sepeda dan janda bolong. Bedanya, kalau sepeda dan janda bolong memang fenomena kelatahan di tengah pandemi. Sedangkan kasus selingkuh artis akan tetap menjadi hiburan tersendiri bagi masyarakat terlepas ada pandemi atau tidak.

Banyak yang berdalih bahwa mengonsumsi berita hiburan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan imun tubuh disaat pandemi untuk meminimalkan resiko terkena covid-19. Tapi kalau berita hiburannya seputar perselingkuhan artis bukan hanya imun yang meningkat. Resiko sakit jantung juga akan meningkat. Terutama bagi para wanita yang berstatus istri. Karena selalu curiga jangan-jangan suaminya ada main belakang dengan teman sekantornya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun