Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Pilihan

Nazaruddin dan Anas, Kartu Mati Pencapresan Pangeran Cikeas

21 Juni 2021   11:28 Diperbarui: 21 Juni 2021   11:45 1220 8
Nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) santer diberitakan sebagai kandidat terkuat Capres 2024 dari partai Demokrat. Meski belum ada keputusan resmi, namun Pangeran Cikeas itu digadang-gadang mampu melanjutkan kejayaan partai berlambang mercy.

Secara fisik, AHY memang barang bagus untuk dijual di pasaran. Selain masih muda, ia juga dianugerahi wajah yang ganteng. Cocoklah jika ingin merebut hati kalangan millenial khususnya kaum hawa, yang memang mengidamkan punya pemimpin muda dan ganteng seperti dirinya.

Polesan-polesan pada AHY terus dilakukan. Jajak pendapat dari lembaga survei juga terus diperhitungkan. Selain tokoh muda lain seperti Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil dan Anies Baswedan, nama AHY kerap masuk dalam urutan. Ya meskipun sampai saat ini, elektibilitasnya masih jauh dari harapan.

Meski begitu, Demokrat tetap pede menjagokan AHY. Bagi mereka, Pilpres masih tiga tahun lagi. Masih banyak waktu yang bisa digunakan untuk memoles elektabilitas dan popularitas sang Pangeran.

Urusan poles memoles memang ahlinya Demokrat. Dengan dalang terkenal bernama Susilo Bambang Yudhoyono, Demokrat sudah membuktikan kejayaan. Dari partai kecil yang baru lahir, jadi partai penguasa dua periode dan partai besar sampai saat ini.

Polesan-polesan SBY pada putranya itu sudah semakin terasa. Gaya pidato dan cara AHY tampil di depan media, mirip sekali dengan bapaknya. Hasilnya cukup baik. Dalam beberapa kali survei, elektabilitas dan popularitas AHY terus meningkat.

Tapi itu tak bisa jadi patokan. Meski potensial, namun langkah Pangeran Cikeas maju sebagai Capres 2024 bisa jadi hanya sebuah ilusi. Ibarat kapal, Demokrat harus siap-siap menghadapi karang besar yang bisa menghancurkan partai itu. Karang besar itu bernama Muhammad Nazaruddin dan Anas Urbaningrum.

Nazaruddin adalah mantan punggawa Demokrat. Ia pernah menjabat sebagai bendahara umum, sebelum akhirnya dipecat usai tersandung kasus korupsi. Saat duduk di kursi pesakitan, Nazarudin bahkan sudah meluapkan kemarahannya dengan mengobrak-abrik singgasana Demokrat. Ia ibarat bendungan bocor yang membuat sejumlah elit Demokrat masuk ke jeruji besi. Sebut saja Anas Urbaningrum yang sebelumnya jadi ketua umum, Andi Mallarangeng, Angelina Sondakh, Jero Wacik, Siti Hartati Murdaya dan beberapa jajaran elit lainnya.

Bisa jadi, aib-aib Demokrat masa lalu akan kembali diungkap Nazaruddin menjelang Pilpres nanti. Kalau AHY maju sebagai Capres, jangan heran jika saat itulah Nazaruddin akan bernyanyi. Apalagi sempat mencuat, bahwa adik kandung AHY yakni Edhie Baskoro Yudhohono alias Ibas juga terlibat kasus korupsi juga.

Apalagi, saat ini Nazaruddin sudah berada pada gerbong musuh bebuyutan Demokrat. Bersama Moeldoko, Nazaruddin telah menyatakan perang dengan ikut mengkudeta Demokrat beberapa waktu lalu. Bendungan bocor itu, kini sulit sekali dibendung dan akan menenggelamkan partai Demokrat dalam waktu singkat.

Bak jatuh tertimpa tangga. Tak hanya Nazaruddin seorang, Demokrat pasti akan dibuat repot dengan mantan ketua umumnya dahulu, Anas Urbaningrum. Anas yang menjadi terdakwa kasus korupsi proyek Hambalang dan dipidana 8 tahun, akan bebas murni pada 2023 nanti.

Jangan heran, ketika keluar dari balik jeruji besi, Anas akan jadi singa marah yang akan menerkam Demokrat sampai tak tersisa.

Anas Urbaningrum akan menunjukkan tajinya pada Demokrat, sebagai pembalasan usai 'ditelikung' paksa oleh SBY dari kursi ketua umum. Kebencian yang dipendamnya selama delapan tahun, mungkin akan diluapkan secara emosional pada 2023 nanti.

Momentum Pilpres 2024, akan jadi panggung terbaik baginya meruntuhkan kerajaan Cikeas. Apalagi kalau ada kader Demokrat yang mencalonkan, maka itu hanya akan jadi kudapan empuk baginya untuk diserang. Fakta-fakta kelam Demokrat akan dimunculkan. Akibatnya, kebencian publik meningkat. Endingnya, Demokrat akan hancur berantakan.

Demokrat bisa saja meminta maaf pada Nazaruddin dan Anas agar tak berisik saat Pilpres nanti. Segala cara bisa dilakukan untuk membungkam mulut dua mantan kadernya itu. Tapi melihat penderitaan keduanya selama dipenjara, kecil kemungkinan Nazaruddin dan Anas akan berbaik hati.

Keduanya akan jadi kartu mati bagi Demokrat memenangkan Pangeran Cikeas dalam kontestasi. Kalau ada partai lain yang memanfaatkan kondisi ini, maka dipastikan akan mudah mengalahkan siapapun calon presiden yang diusung Demokrat pada Pilpres 2024 nanti.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun