Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Jangan Lupa Bahagia!

30 Desember 2018   08:28 Diperbarui: 30 Desember 2018   08:41 103 2
Level tertinggi dari sebuah pencapaian adalah bahagia, bukan sukses. Sukses bukan kunci kebahagiaan, tapi bahagialah yang menjadi kunci kesuksesan. "Success is not the key to happiness. Happiness is the key to success. If you love what you are doing, you will be successful."  terang Albert Schweitzer.

Langkah menuju kebahagiaan sebenarnya tidak terlalu susah. Bahagia itu sangat sederhana. Bisa dilakukan pada suatu saat di setiap saat. Bentuknya pun bermacam-macam. Guru guru perempuan merasa sangat bahagia bisa foto bareng Dakroni saat puncak acara HGN 2018, misalnya. Apabila kita  bahagia dengan pekerjaan saat ini, maka sejatinya kesuksesan sudah ada di depan kita.

Sukses berbeda dengan bahagia. Kita bisa saja sukses sebagai founder. Produk kita digunakan banyak orang. Kita diundang sebagai narasumber di mana mana. Akan tetapi itu tidak cukup membuat  bahagia. Apa pasal? Sevab terkadang kita masih mengatakan buat apa jadi guru juara tapi teman di sekelilingnya tidak ada yang seperti dia, jadi juara. Kalimat ini menjadi penanda, masih ada noktah hitam terserak di hati. Kesuksesan yang  diraih masih sebatas menempatkan kita lebih dari kawan kawan di sekeliling kita. Sehingga membuat tidak bahagia. Padahal kebahagiaan itu menempatkan kita berwibawa dan dihormati.

Seharusnya kalimat tersebut tidak sampai mengapung ke permukaan. Lewatkan saja agar hati kita tidak lelah.
Dunia ini ibarat jalan yang luas. Ada yang lewat jalan lomba. Ada yang nyaman lewat lorong membimbing siswa. Ada juga yang suka lewat jalan membimbing kawan sejawatnya. Tuhan tidak mempermasalahkan jalan itu, yang penting kita bisa Istiqomah hingga akhir perjalanan.

Sukses selalu diidentikkan dengan materi. Namun kebahagiaan tidak harus bertabur kekayaan. Kita tidak dilarang kaya, tapi juga tidak diwajibkan miskin. Hal terpenting adalah kekayaan dan kemiskinan itu dapat membuat kita tetap bersyukur dan  bahagia. Sehingga kesempitan dan kelapangan itu bisa mengantarkan kita menjadi bayi telanjang pada detik detik ajal menjemput.  

Kesuksesan tidak akan membuat kita tidur nyenyak. Akan tetapi kebahagiaan bisa membuat kita bangun dengan penuh kebugaran. Pada suatu kesempatan Cak Nun pernah mengatakan," Manusia dikasih-Nya darah, naluri, dan kecerdasan agar bisa menyelenggarakan kebahagian. Meskipun dengan suku cadang terendah nilainya, ia mampu menghadapi ramuan kebahagiaan yang jauh melebihi taraf kebahagiaan yang dirajut dengan kemewahan"

Akhirnya, harus berakhir di sini. Saya harus membantu nyonya seterika baju. Saya sangat senang melakukannya, sehingga saya merasa bahagia bisa seterika bareng dengan nyonya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun