Suasana Kota Berastagi tadi malam agak sepi tidak seperti malam biasanya.
Sepanjang trotoar di Jalan Veteran yang biasanya ramai oleh pedagang kaki lima khususnya penjual makanan tadi malam tak terlihat ada orang yang berjualan.
Ada satu itupun yang paling ujung di persimpangan jalan ke arah bekas gedung bioskop.
Sebagai daerah transit sekaligus daerah pariwisata biasanya kalo malam hari kawasan jalan Veteran ini yang diberi nama "Pasar Kaget" selalu ramai oleh pengunjung yang berasal dari berbagai macam daerah.
Tapi tadi malam memang benar benar sepi seolah Corona ingin mengatakan bahwa, "Trotoar dibuat bukan untuk tempat orang berjualan tapi tempat orang Jalan."
Tapi itupun sepanjang tidak ada pihak yang keberatan baik pihak Pemda maupun masyarakat ya tak masalah.
Hitung hitung dengan adanya orang berjualan berarti mereka ikut membantu kelancaran perputaran roda perekonomian di daerah ini, selain penciptaan peluang usaha dan kerja bagi banyak orang juga bikin suasana malam di kota pun jadi meriah
Sudah menjadi suatu yang lumrah di daerah daerah maupun di Ibukota, trotoar dialih fungsikan jadi tempat orang cari makan.
Begitulah baiknya Indonesia kepada penghuninya. "Nikmat manalagi yang kau dustakan?"
Situasi seperti ini mungkin tidak didapatkan di negara tetangga kita di Malaysia apalagi di Singapura.
Tak ada yang keberatan mungkin karena kebetulan sebagian besar masyarakat kita itu, malas untuk berjalan, kecuali nanti kalau sudah penyakitan tak bisa jalan baru belajar lagi untuk berjalan.
Padahal ruang untuk itu sudah disediakan.
Karena berjalan kaki oleh sebagian orang dianggap menurunkan derajat sosial.
Akhirnya kemana mana naik kendaraan baik pribadi maupun umum.
Apalagi sejak ada "Ojol" yang biasa orang masih jalan kaki dari rumah ke persimpangan kini tak perlu susah tinggal tekan, Ojol pun langsung selangkah dari pintu rumah.
Corona akan terus mengajarkan kita banyak lagi tentang fungsi dari setiap apa saja yang ada dalam sendi kehidupan kita.