Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora Pilihan

Warung Tutup, Satir Ajak Semua Penumpangnya Makan di Rumah Mertuanya

23 April 2024   15:10 Diperbarui: 23 April 2024   15:14 75 8
Alasan Satir (40) sopir bus Borlindo membawa para penumpangnya makan di rumah mertuanya, lantaran bertepatan pada hari raya Idul Fitri 1445 Hijriyah warung makan tutup. Kebaikan bapak Satir tentu bukanlah pencitraan belaka dan pantas diacungi jempol.

Berbuat baik janganlah ditunda-tunda. Benar sekali! Kesempatan untuk berbuat baik mungkin tidak selalu ada setiap saat. Dengan berbuat kebaikan, kita sebagai makhluk sosial bisa membuat perbedaan yang positif dalam hidup seseorang.

Maksudnya adalah bahwa kita sebaiknya tidak menunda untuk melakukan perbuatan baik. Kebaikan bisa dilakukan kapan pun kita memiliki kesempatan, tanpa menunggu waktu yang lebih baik atau kondisi yang lebih sempurna. Dengan bertindak langsung, kita dapat memberikan dampak positif pada orang lain dan dunia sekitar kita.

Berbuat baik itu tidak usah menunggu kaya raya, harta melimpah, apalagi sampai menunggu memiliki rumah real estate. Tepat sekali! Kebaikan tidak harus menunggu kekayaan. Kita bisa memberikan waktu, perhatian, atau bantuan kepada orang lain tanpa harus memiliki banyak uang. Kebaikan datang dari hati dan niat yang tulus. Rejeki sudah ada yang mengaturnya, sehingga berbuat baik sekecil apapun, dimata Allah SWT nilainya adalah ibadah.

Maksud dari ungkapan, berbuat baik tidak usah menunggu kaya adalah bahwa tidak harus menunggu sampai kita menjadi kaya atau memiliki banyak harta untuk melakukan kebaikan. Kebaikan bisa dilakukan oleh siapa pun, tidak peduli seberapa banyak kekayaan yang dimiliki. Yang penting adalah kebaikan itu dilakukan dengan tulus dan ikhlas, tanpa mengharapkan imbalan materi.

Ungkapan diatas bukan isapan jempol belaka. Pasalnya, Allah SWT telah menjanjikan hambanya, barang siapa yang berbuat satu kebaikan maka akan mendapatkan balasan 10 kali lipatnya.

Seperti berita viral yang belakangan marak menghiasi wajah media online. Tanpa mengumbar janji-janji surga ala calon legislatif. salah satu sopir bus di kota Makassar, yakni sopir Bus Borlindo rute Palu-Makassar yang disapa Satir (40), berkenan mengajak semua penumpangnya makan di rumah mertuanya saat hari raya Idul Fitri.

Dari pemberitaan yang beredar, sopir Bus Borlindo ini membawa seluruh penumpangnya makan di rumah mertuanya saat suasana lebaran itu banyak warung makan tutup sementara penumpangnya sudah kelaparan. Sementara dirinya juga lapar, sekaligus open house usai sholat idul fitri.

Bak mendapatkan "durian runtuh", kebaikan Satir dan keluargapun mendapat ganjaran setimpal yang tak terduga. Antara lain, yakni tanpa disangka-sangka, Satir mendapatkan uang Rp 100-an juta dari hasil donasi netizen atau warganet yang salut dan bangga atas kebaikannya.

Kabar baik juga datang dari PT Borlindo Mandiri Jaya. Pihak manajemen bakal memberikan Satir kendaraan tipe baru untuk mengangkut penumpang.

Jika sebelumnya, bus yang digunakan Satir hanya tipe Mercy 1626, nantinya Satir akan menjajal bus tipe terbaru yakni Scania K450 standar Euro 5, yang rencanya akan diberikan kepada pak Satir pada akhir Mei 2024.

Tak sedikit yang memuji istri Satir dan mertuanya baik hati lantaran menjamu 30 penumpang dengan baik. Perbuatan baik yang dilakukan pak Satir dan keluarganya kepada 30 orang penumpangnya sama halnya dengan berbuat baik kepada dirinya sendiri. Berbuat baik kepada orang lain tentu memiliki banyak manfaat, termasuk meningkatkan kebahagiaan dan kesejahteraan mental sendiri, memperkuat hubungan sosial, menciptakan lingkungan yang lebih positif, dan membantu orang lain merasa dihargai dan didukung. Selain itu, tindakan baik juga dapat memicu efek domino yang menyebabkan orang lain melakukan perbuatan baik juga. Tentu, berbuat baik kepada orang lain tidak hanya membantu meringankan, tetapi juga dapat memberikan perasaan baik dan kepuasan kepada diri sendiri.

Salut buat pak Satir dan keluarga, teruslah berbuat kebaikan, walau orang lain belum menganggapmu baik. Sebab, orang lain kebaikannya hanya kata-kata, sementara pak Satir dan keluarga telah membuktikannya.

Memang, keburukan akan selalu diingat dari pada kebaikan kita, percayalah kebaikan sekecil apapun tidak akan sia-sia.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun