Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Puisi | Raibnya Tagihan Listrik

2 April 2020   20:08 Diperbarui: 2 April 2020   20:17 155 34
Ini selayang pandang pergeseran peradaban
setelah COVID-19 menyerang.

Hand sanitizer masih langka, Pemirsa
lebih mudah menemukan alat kontrasepsi
dan kewarasan yang hakiki.
Syukurlah masker sudah banyak yang produksi
modal celana boxer sudah bisa buat sendiri.

Matahari jam 10 pagi sudah tidak panas lagi
mungkin cahayanya terlalu banyak yang konsumsi
sepertinya dia pun mesti sering-sering minum jahe.

Sementara itu ibu bumi sudah mulai sehat
bagaimana kadar oksigen hari ini di kotamu?

Oh ya, akses keluar masuk teritori diperketat
seketat pakaian atlit renang olimpiade.
Tapi social distancing belum sepenuhnya dipatuhi rakyat
yang patuh pun kebanyakan para jomblowan-jombowati.

Walau di linimasa para pecandu statistik berisik
kurva positif toh masih menanjak naik
akhir pandemi sepertinya masih di ujung jalan.

Tentang COVID-19
sebenarnya virusnya statis kok
manusialah yang dinamis
sayangnya itu sudah bakat kita dari lahir.

Jadi buat yang work from home
maupun yang work on road
sembari menyeruput kopi pagi
mari ingat-ingat lagi kiat menekan laju pandemi
dan dilakoni dengan tabah
biar pemerintah tidak sia-sia nambah utangan lagi.

Jangan lupakan cara berbahagia
kita masih bisa nonton TV
masih bisa baca puisi
segala hal yang bisa disyukuri
ya disyukuri
termasuk raibnya tagihan listrik bulan ini.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun