Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Puisi | Melipat Senja

15 Juli 2018   21:49 Diperbarui: 15 Juli 2018   22:00 669 14
Aku duduk di ambang rumah
dalam hening terbius oleh pesona petang
yang telah datang dan nyaris menghilang.

Aku menghitung lembaran kenangan
yang berjatuhan dari langit berwarna tembaga
sebelum pasir meluruhkannya menjadi embun
dan rerumputan meminum sari-sarinya.

Tidak ada kata berpisah kali ini
aku hendak mengucapkannya
tapi kerinduan menempelkan telunjuk di depan bibirnya
sebelum berlayar bersama burung-burung camar
pulang ke peraduan.

Aku berdiri di ambang kesadaran
kebisuan telah menggantikan tempat kesedihan di sisiku
menumpangkan bahunya untuk kepala dan air mataku.

Aku pun melipat petang ini menjadi perahu kertas
lalu melarungnya di atas muara doa
menuju samudera abadi
tempat segala beban hati diringankan
dan segala dahaga dipuaskan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun