Mohon tunggu...
Program
kkn
infinite
kilas balik
narativ
the series
ramadan
Terpopuler
Terbaru
Headline
Topik Pilihan
Komunitas
Event
Video
K-rewards
Game Changer
Cerita Pemilih
Analisis
Sosok
Fiksiana
Cerbung
Cerpen
Horor
Puisi
Roman
Halo Lokal
Bandung
Joglosemar
Makassar
Medan
Palembang
Surabaya
Humaniora
Bahasa
Filsafat
Pendidikan
Seni
Sosbud
Inovasi
Gadget
Nature
Otomotif
Lyfe
Beauty
Book
Diary
Film
Games
Healthy
Hobby
Home
Humor
Love
Music
Parenting
Worklife
Money
Entrepreneur
Financial
New World
Artificial intelligence
Cryptocurrency
Metaverse
NFT
Olahraga
Atletik
Balap
Bola
Raket
Ruang Kelas
Ilmu Alam & Tekno
Ilmu Sosbud
Travel Story
Foodie
Trip
Video
Vox Pop
Hukum
Kebijakan
Politik
KOMENTAR
Puisi
Pilihan
Terminal
17 Mei 2021 17:29
Diperbarui: 18 Mei 2021 05:21
108
2
Dunia
tak berbeda dengan terminal
Kita singgah sebentar saja untuk melanjutkan perjalanan
Kita datang dari mana?
Kita mau pergi ke mana?
Dunia terminal luas tempat persinggahan sementara
Kita beli tanah, bangun rumah, deposit di bank
Kita sibuk mengurus harta benda yang tak akan mengiringi perjalanan selanjutnya
Kita lupa kapan lonceng akan berbunyi memanggil menuju gerbang berikut
Kita datang ke terminal telanjang
Makhluk lemah tak berdaya
Mengharapkan nafas pada sang Ilahi
Menyusu pada buah dada Mama
Kita tumbuh dewasa berpikir mandiri
Membalut tubuh dalam rajutan benang-benang murni
Mengekspresikan diri dalam pekerjaan seturut bakat
Memikat angan pada iklan di terminal
Kita bekerja siang malam mengumpulkan harta, mengejar jabatan dan kuasa
Seluruh waktu berjuang menumpuk harta benda di sudut terminal
Terseret arus glamour pada iklan di terminal
Lupa kekasih hati hingga di pengujung waktu
Lonceng di terminal terdengar samar seiring senja yang akan tiba
Memohon bertahan sedetik sekedar merasakan pelukan hangat kekasih hati
Gelisah penuh menyesal tatkala senja menjemput tak bersua satu pun yang dicintai
Pergi dalam kesendirian bertemankan sepi pada senja hari
Harta benda tertumpuk di sudut-sudut terminal
Ngengat berpestapora menyantapnya penuh lahap
Melebur bersama tanah seiring berlalunya waktu
Menguap ke udara tanpa meninggalkan jejak
Dunia terminal luas tempat persinggahan sementara
Kumpulkan harta yang akan mengantar sampai di muka pintu selanjutnya
Mengulurkan tangan menolong yang paling rapuh
Membuka pintu rumah bagi orang asing
Memberikan seteguk air putih untuk yang dahaga
Menyuapi tangan usur yang tak mampu memegang sendok makan
Memeluk gelandangan yang menggigil di tepi jalan
Menjenguk yang terbuang di balik tembok penjara
Tatkala suara lonceng memanggil pada fajar merekah
Jiwa ringan melangkah dalam dekapan kekasih hati
Berlaksa pasukan berjubah putih datang menjemput
Memasuki gerbang istana abadi dengan senyum bahagia
KEMBALI KE ARTIKEL
KIRIM
Artikel Lainnya
Powered by
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.
LAPORKAN KONTEN
Konten tidak orisinal/melanggar hak cipta
Hate speech/menyerang/merugikan pihak lain
Vulgar/menimbulkan perasaan tidak nyaman (pornografi, darah, data privat, dsb)
Mengandung berita bohong/hoaks/misinformasi
Promosi aktivitas ilegal/berbahaya (judi, aborsi, investasi bodong, bunuh diri, dsb)
Spamming
Akun ini palsu/menggunakan identitas orang lain
Akun ini membahayakan pihak lain
Akun ini diretas
Akun menyebarkan kebencian (hate speech)
Alasan
Batalkan
Laporkan
2
1
Laporkan Konten
Laporkan Akun
X CLOSE
×
Akun Terverifikasi
Diberikan kepada Kompasianer aktif dan konsisten dalam membuat konten dan berinteraksi secara positif.
Pelajari selanjutnya.