Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Duta Djarum vs Regulasi, Mana Suara Duta Kesehatan?

11 September 2019   12:42 Diperbarui: 11 September 2019   12:56 18 0
"Meski kaya terhormat mulia, tapi pasti menderita, bila penyakit musuh utama datang menggoda." ( Mars Hidup sehat)

Kita semua sepakat, urusan kesehatan bukanlah urusan institusi kesehatan semata, melainkan urusan kita semua. Para ahli kesehatan sudah sepakat bahwa yang paling utama untuk meningkatkan derjat kesehatan bukan pelayanan kesehatan saja melainkan perilaku dan lingkungan yang paling berpengaruh.

Tetapi meskipun urusan bersama, tentu saja institusi kesehatan dalam hal ini tenaga kesehatan memiliki tanggungjawab untuk berpartisipasi secara aktif ikut memberikan penyadaran pada masyarakat awam akan pentingnya perilaku sehat bagi kesehatan. Tenaga kesehatan diharapkan memiliki pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan masyarakat awam.

Tenaga kesehatan berperan penting dalam upaya mengedukasi masyarakat terutama tentang upaya pencegahan (Preventif) dan upaya peningkatan kesehatan (promotif). Namun kadang amat disayangkan, alih-alih memberi penyadaran justru tenaga kesehatan juga berfikir dan bersikap seperti masyarakat awam.

Kita masih ingat kasus ambulans puskesmas cikokol yang di bully oleh masyarakat karena tidak mengijinkan penggunaan ambulans untuk mengangkut jenazah. Banyak tenaga kesehatan yang ikut-ikutan menghujat seperti orang awam. Padahal sebagai tenaga kesehatan tentu harusnya lebih memahami apa yang terjadi tersebut dan seharusnya berkomentar sesuai dengan keilmuan kesehatan.

Tenaga kesehatan mestinya mampu memberikan pernyataan dan sikap serta pencerahan yang jelas sesuai dengan keilmuannya, bukan ikut-ikutan larut dengan emosi masyarakat awam atau terpengaruh dengan tekanan masyarakat awam.

Hari ini ada tantangan  lagi untuk tenaga kesehatan, pertarungan antara keilmuan kesehatan dengan tekanan emosi masyarakat awam. Media masa menyebutnya KPAI vs Djarum.

Kita semua tahu bahwa Djarum adalah brand dari sebuah industry rokok, dan Djarum Foundation  adalah media CSR industri rokok yang memungkinkan menjadi failitas promosi jangka panjang untuk membuatnya tetap dikenal sepanjang masa. Sebagai layaknya sebuah industri, biaya yang dikeluarkan untuk promosi adalah hal yang biasa meskipun dikemas dengan berbagai nama : dukungan, pembinaan, club, beasiswa, semua itu tentu sebuah bentuk promosi produk terutama jika masih menampilkan brand yang sangat jelas dalam setiap aktivitasnya.

Mestinya sudah tidak ada perdebatan lagi soal bahaya rokok dalam ilmu kesehatan, tidak ada tawar-menawar. Rokok berbahaya bagi kesehatan itu pernyataan yang sudah final. Sebagai tenaga kesehatan sudah seharusnya mendukung upaya kesehatan.

Jangan biarkan industri-industri rokok dengan kemampuan promosinya mampu memasuki (baca :merasuki) kebijakan negara ini lewat duta-duta nya yang duduk di kursi para pengambil keputusan dan terus merambah dengan berbagai cara menjadikan generasi muda sebagai brand ambassador dari produk mereka.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun