kehujanan dan kepanasan tiada arti bagi mereka untuk mendapatkan sebuah keadilan. hal terpenting orasi yang disampaikan untuk mensejahterakan sesama.
Mengkritisi, berfilosofi, dan berteori tentang polemik politik yang sedang panas, hal yang renyah untuk dilahap bagi setiap aktivis pada saat ini.
Kemurkahan terhadap otoritas pemimpin tidak akan hilang dalam kalbunya, itulah citra yang dibangun para aktivis.
Entah mengapa dalam benak selalu bertanya perihal mereka yang ikut serta dalam demonstrasi.
Mereka mengkritisi sifat otoriter dari pemerintah, apakah mereka memimpin organisasi kampus tidak otoriter?
Mereka menuntut hak dan kewajiban orang lain, apakah mereka memenuhi hak dan kewajiban mereka sendiri pada saat di kampus?
Mereka meminta keadilan, apakah mereka adil juga dalam memberi kebijakan dalam organisasi?
Tiada lain dan tiada bukan tulisan ini hanya sebuah kepekaan terhadap pengkritisi. Apakah kesadaran hanya lewat suatu hal yang eksternal atau internal?
