Mohon tunggu...
KOMENTAR
Healthy

Upaya Pengendalian Resistensi Obat: Perbandingan Negara Swedia dan Indonesia dalam Menghadapi Resistensi Antibiotik

2 Desember 2021   11:09 Diperbarui: 2 Desember 2021   11:25 148 0
Resistensi merupakan suatu kadaan dari pengaruh obat anti infeksi terhadap bakteri yang mengakibatkan berkurangnya daya kerja antibiotika. Bakteri tersebut menjadi tidak sensitif oleh perlakuan obat antibiotika, sehingga menjadi kebal terhadap obat tersebut. Kejadian resistensi bakteri terhadap antibiotika terutama disebabkan karena penggunaan antibiotika yang tidak terkontrol. Resistensi antibiotika atau terkadang disebut sebagai resistensi antimikroba (antimicrobial resistance) adalah kondisi yang terjadi bila kuman atau mikroorganisme seperti bakteria, virus, jamur, dan parasit berubah sehingga memiliki kemampuan untuk membuat obat-obat untuk mengobati infeksi menjadi tidak efektif. Penyebab utama resistensi antibiotika adalah penggunaannya yang meluas dan irrasional (kurang tepat). Resistensi diawali dengan adanya penggunaan antibiotik yang  tidak sampai habis sehingga menyebabkan bakteri tidak mati secara keseluruhan namun masih ada yang bertahan hidup. Data WHO Report on Surveilance od antibiotics Consumption 2016-2018 menunjukkan 10 dari 65 negara yang menjadi sampel penelitian mengalami resistensi terhadap antibiotik. Akibat terjadinya resistensi antibiotik, bakteri tersebut tidak dapat lagi dimatikan dengan antibiotik, sehingga mengancam kemampuan tubuh dalam melawan penyakit infeksi yang dapat mengakibatkan kecacatan bahkan kematian karena penyakit menjadi susah untuk disembuhkan. Dalam menghadapai kondisi tersebut Negara Swedia dan Indonesia memiliki upaya dalam pengendalian resistensi antibiotik. Berikut perbandingan upaya pengendalian resistensi antibiotik di Negara Swedia dan Indonesia berdasarkan 6 point Sistem Kesehatan Nasional:

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun