Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat Pilihan

Tak Ada Manusia yang Kaya

15 Oktober 2020   09:41 Diperbarui: 15 Oktober 2020   16:58 166 5
Sudah kuduga sejak jauh-jauh hari hujan akan turun lebih cepat dari estimasi orang-orang. Perasaanku tak mengatakannya secara jelas, tapi firasat-firasat merasakan itu. Hujan itu lebih keras dari musim sebelumnya. Ia mematikan aktifitas, menjegal mobilitas, di rumah produksi ia menghambat kuantitas, nyaris semua dilibas bak api binasakan kertas.

Hujan itu seperti biasanya akan berlalu juga. Layaknya badai, kemarau, dan anak-anak semesta lainnya. Setelah itu kita perlu kembali melihat yang sudah-sudah, mencatat sejumlah kekeliruan, mengubek titik-titik salah, lipat satu demi satu jadi pengalaman, lalu simpan dalam lemari ingatan. Itu bekal untuk memasuki musim yang baru. Babak kehidupan yang rasanya tak akan kalah sengit dengan yang telah usai itu.

Sejenak saya coba meluangkan sedikit waktu untuk berpikir. Melihat lautan yang luas, merasakan embus angin yang menyapu kulit, mengamati gunung-gunung dan bukit, melihat matahari yang panasnya kadang terik, kadang redup. 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun