Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Artikel Utama

Pengaruh Saydaw Wirathu terhadap Eksodus Rohingya dari Myanmar

19 Mei 2015   23:29 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:48 504 3
Rohingya Pada 1945 akhir Perang Dunia Kedua; Rohingya adalah keturunan Arab yang datang dari Afghanistant sekitar tahun 1945; Inggris membawa suku-suku dari Afghanistan tersebut (dan diberi wilayah tinggal  pada wilayah yang sekarang menjadi Bangladesh) untuk memerangi pejuang-pejuang India yang menuntut kemerdekaan. Setelah kemerdekaan India pada 1947, Rohingya yang dibawa Inggris ini menjadi bomb waktu yang ditanam Inggris. Konflik sangat mudah meledak, meskipun secara fisik tidak bisa dibedakan antara orang India aseli yang beragama Hindu dan mereka pendatang2 keturunan Arab yang beragama Islam. Konflik agama Hindu-Islam di India, kemudian berakibat perang saudara di India antara Hindu-Islam yang hasilnya pemecahan India menjadi negara Pakistant disebelah Timur yang beragama Islam.  Padahal mulanya pemimpin2 India Mahatma Gandhi yang Hindu, bersama Ali Jinnah yang Islam berjuang ber-sama2 mengusir penjajah Inggris, tapi setelah penjajah Inggris terusir keluar, Ali Jinnah yang keturunan Arab yang lahir di India memberontah terhadap Mahatma Gandhi dalam perang yang cukup lama antara 1947-1956 yang berakhir dengan terpecahnya negara India bersama lahirnya negara Pakistan yang menjadi negara baru yang beragama Islam. Ternyata lahirnya negara Pakistan tidak membawa kedamaian rakyatnya, kembali perpecahan terjadi lagi yang didorong sikap rasialistis dan diskriminasi terhadap sesama Islam yang banyak ber-beda-beda alirannya disatu pihak yang berakulturasi antara Hindu-Islam, dengan mereka yang keturunan Arab yang ber-beda juga asal leluhurnya. Lahirnya Bangladesh yang sangat miskin ini bukan berarti berakhirnya peperangan. Perang antara antara suku dan sekte-sekte Islam ini terus berlanjut sehingga makin banyak pelarian2 Rohingya, yaitu orang2 Bangladesh keturunan Arab untuk mencari nafkah ke Myanmar. Tapi di Myanmar ini mereka harus memerangi - melawan penduduk dan penerubrag Myanmar; Orang-orang Rohingya dari Bangladesh ini berusaha merebut Propinsi Myanmar yang terletak didekat perbatasan dengan Bangladesh.  Setiap serangan hebat dari militer Myanmar, maka orang2 Rohingya ini berlindung ke wilayah Bangladesh untuk kemudian melakukan serangan-serangan gerilya selama puluhan tahun diwilayah perbatasan ini. Serangan Rohingya meningkat drastis, CIA memberi informasi kepada pemerintah Myanmar adanya bantuan2 senjata dari Al Qaeda kepada mereka. Rohingya bukan etnis Myanmar dan juga bangsa Myanmar yang beragama Islam; melainkan orang-orang paduan/campuran Afghanistan - Arab Bangladesh yang berusaha merebut satu propinsi Rakhine di Myanmar,  agar menjadi Negara Merdeka yang berdasar Syariah Islam. Kini apa yang kita lihat!? Rohingya telah menjadi salah satu  ikon orang-orang tertindasdan tanpa negara; hampir tak terdengar suara kuat yang membela mereka.

Eksodus orang-orang Rohingya dari Myanmar masih berlanjut; kekerasan terhadap mereka belum berakhir atau masih berlanjut. Menurut beberapa media asing/LN, memang ada suasana tenang, namun bila ada sedikit konflik kecil atau salah paham, maka bisa berubah menjadi konflik atau kekerasan yang membesar.

Orang-orang Rohingya dan para penolaknya, umumnya masing-masing diam, namun sama-sama menyimpan bara api, jika ada sedikit pemicu, maka akan cepat membakar ke mana-aman.

Sikon itulah, yang menjadikan mereka (orang-orang Rohingya) setiap hari berupa melarikan diri dari Myanmar; umumnya mereka menyelamatkan diri karena tak mau menjadi korban konflik, [kita harus akui bahwa banyak warga Rohingya, yang mempunyai hubungan baik dan tak bermasalah dengan dengan pribumi Mianmar,mereka sering mejadi korban dari pihak-pihak yang bertikai].

Juga, harus mengakui bahwa yang melakukan eksodus tersebut, bukan saja mereka yang baik-baik, namun ada juga yang nakal-nakal (ini terbukti dengan adanya bunuh-bunuhan sesama Myanmar di Medan beberapa waktu yang lalu).

Akibat dari semuanya itu, agaknya yang menjadikan tak ada satu pun negara (termasuk Bangladesh) mau menerima mereka; itulah yang dikeluhkan oleh pemerintah Thailand; mereka kesulitan menghadapi banyaknya pengungsi Rohingya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun