Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Artikel Utama

Terminal Bus yang Menyesali Cinta

2 Oktober 2019   17:54 Diperbarui: 2 Oktober 2019   21:24 185 14
Terminal bus semakin sepi.
Aku menjadi paham kini, mengapa
orang memilih pergi sendiri.

Kutelanjangi sudut berbau pesing
hingga pengamen tua yang gitarnya
dibuat bangku. Mereka sudah kabur
bersama musim kemarin.
Kepingan kenangannya dibiarkan
begitu saja, dikerubut lalat hijau.

Seandainya waktu itu aku
meminjam tubuhnya sehari saja,
kuantar kau di penghujung waktu
dengan bus sembrani, meninggalkan
kenangan di pagar terminal yang
berwarna karat.

Kini baru kusadari,
ternyata tubuhnya terlalu kecil,
sedangkan cintanya terlalu besar
untukmu. Aku pun menjadi menara
di terminal yang tak mampu bersuara
memberangkatkan cintamu dengannya.

Sejak itulah orang memilih pergi sendiri
sebab mereka berani hidup berdua, sedangkan
aku tidak kemana-mana bersama
terminal bus tua. 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun