Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe

Nosferatu: A Symphony of Horror

6 Oktober 2012   03:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:12 414 3

Men must die. Nosferatu does not die - [Count Orlok]

Darah adalah kehidupan! Darah adalah kehidupan! desis Count Orlok yang mulai haus di pojok dipannya. Sementara Thomas Hutter terperangkap dalam kastil drakula saat hendak menemui Orlok untuk membicarakan penjualan sebuah rumah yang ditaksir oleh Orlok. Rumah tersebut berada tepat di seberang rumah keluarga Hutter, rumah yang setiap hari dipandangi oleh Ellen istrinya dari balik jendela mereka. Senyap menyelimuti ruang teater, sayup-sayup terdengar musik mengalun dengan lembut mengalir memenuhi sela-sela ruang yang kosong, membahana dan menggema ke penjuru senyap kastil tua di Transylvania, Jerman membangunkan Nosferatu!

Nosferatu: A Symphony of Horror, film klasik Jerman garapan Friedrich W. Murnau, 1922 yang diadaptasi dari novel Dracula karya Bram Stroker. Penamaan tokoh dan karakter serta beberapa detail film tidak mengikuti novelnya karena terbentur pada ijin hak cipta yang tidak diperoleh oleh pembuat film. Nosferatu adalah film horor pertama yang membawa pengaruh besar pada genrenya karena mampu memikat penonton dengan sajian audio visualnya yang luar biasa. Pada 1929 saat film ini mencapai hitnya di Amerika, sang sutradara Murnau dikabarkan meninggal dalam sebuah kecelakaan di usianya yang masih muda 43 tahun.

Memperingati 100 tahun setelah kepergian Bram Stroker yang meninggal pada 1912, Pierre Oser seorang komposer, musisi dan konduktor dari Munich menciptakan satu komposisi musik baru untuk Nosferatu. Oser akan memimpin dan berkolaborasi dengan 100 penyanyi dan musisi Indonesia dari The Batavia Madrigal Singers dan Capella Amadeus.

Pertunjukan perdana dunia ini berlangsung atas prakarsa Goethe-Institut Jakarta dan Kedutaan Besar Jerman; akan digelar di Teater Jakarta, TIM Jakarta, Sabtu (6/10) dan Aula Barat ITB, Badung, Minggu (7/10) dengan tajuk,"Nosferatu: A Silent Movie Night, with Live Music by The Batavia Madrigal Singers and Capella Amadeus." Acara ini digelar dalam rangkaian kegiatan Jerman dan Indonesia (JERIN): Kreatifitas dalam Keberagaman. 1000 tiket gratis dibagikan oleh Goethe-Institut bagi mereka yang berminat untuk melihat pertunjukan ini. Dan malam nanti, sineas Garin Nugroho akan tampil membuka konser dengan sebuah perkenalan dan konstektualisasi film ini sebagai pengantar bagi penonton dalam memahami dan memaknai Nosferatu.

Bagaimana rasanya menyaksikan film bisu produksi 90 tahun lalu dengan iringan sebuah konser megah yang diperkuat 100 musisi secara live? Cobalah nikmati sensasinya. [oli3ve]

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun