Takut 66, Takut 98- Taufiq Ismail
Mahasiswa takut pada dosen
Dosen takut pada dekan
Dekan takut pada rektor
Rektor takut pada menteri
Menteri takut pada presiden
Presiden takut pada mahasiswa..
1998
Untuk para mahasiswa pasti pernah dengar atau baca puisi ini, bukan? Puisi ini dibuat ketika masa reformasi dan banyak mahasiswa yang turun ke jalan. Kata-katanya sederhana tapi bermakna lebih. Takut berarti merasa gentar (ngeri) dalam menghadapi sesuatu yang dianggapnya sebagai bencana. Mahasiswa takut pada dosen. Memang mahasiswa takut pada dosen apalagi soal nilai dan daftar hadir. Kadang ada juga mahasiswa yang tidak peduli dengan penjelasan dosen, yang penting dia hadir terus dalam perkuliahan itu.
Puisi itu menggambarkan jabatan, dimana semakin tinggi jabatan seseorang maka orang itu akan tunduk dan takut. Urutannya mahasiswa, dosen, dekan, rektor, menteri, dan terakhir presiden. Tapi diakhir puisi ditulis  Presiden takut pada mahasiswa. Kenapa bisa begitu? Karena mahasiswa memiliki sesuatu yang lebih, jabatan yang lebih. Tahu kenapa disebut Mahasiswa? Karena mereka lebih dari seorang siswa yang kewajibannya hanya belajar dan belajar. Mahasiswa harus melakukan tindakan. Aksi dari Mahasiswa-lah yang ditunggu. Bukan lagi dipancing tapi harus memancing. Saatnya melakukan suatu pengabdian kepada masyarakat, melakukan perubahan, dan memberika energi-energi positif kepada rekan-rekan yang lain.