Tentunya harapan itu ada pada diri pelatih Yeyen Tumena mantan pemain Timnas berposisi sebagai defender berusia 43 tahun. Ia menggantikan Simon yang prestasinya tidak pernah memengkan tim merah putih pada kualifikasi grup, yang berarti tim merah putih hanya mendapatkan nilai nol. Suatu raihan yang sulit dipercaya. Sangat riskan sebenarnya mengganti pelatih pada pertengahan turnamen. Bukan menyepelekan pelatih pengganti, namun dari pengalaman sebelumnya timnas yang ditangani Milla di tengah perjalanan diganti oleh pelatih Bima Sakti sang asisten. Dan hasilnya? Kita semua tahu timnas babak belur
Dan ini kali coach Yeyen harus membuktikan jika pilhan pada dirinya adalah tepat dengan mengingat pada pertemuan sebelumnya antara timnas PSSI dan Malaysia dipecundangi 2-3, lebih menyesakkan kekalahan itu di depan mata penggila tanah air. Kalau dibuat pikiran negatif pasti akan berkata, "Di depan publik saja dipecundangi, apalagi di negeri lawan?" bisa bergol-gol nantinya.
Tidaklah elok mengatakan pertandingan akan mudah, semua pertandingan membutuhkan tenaga dan keringat yang mengucur deras. Dan terbukti pemain malaysia yang bernafsu ingin menembus pertahanan tidak mudah bahkan pada menit ke duapuluh pemain Indonesia Febri Haryadi tinggal berhadapan dengan kiper lawan, namun tidak ada gol. Karena merasa dapat angin peraminan Indonesia agak terbuka akibatnya pelanggaran di depan penalti Timnas. Pada menit ke-30 tendangan bebas dilakukan Safawi dan jadilah petaka itu, gol. Kemenangan untuk tim tuan rumah. 1-0.
Setelah gol yang terjadi itu, pemain Indonesia tidak menjadi drop bahkan patut diacungi jempol serangan Indonesia bisa membuat kemelut di daerah penalti tim Malaysia.