Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Anak Ibas, Mirip Ruhut atau Sutan ?

25 Desember 2012   15:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:03 1048 0
Hal yang sudah biasa di Indonesia, jika ada anak baru lahir, maka orang ramai akan bertanya-tanya, anaknya mirip siapa ya?  Secara genetik, anak itu akan mirip ibunya atau bapaknya, atau kakek/nenek dari pihak ibu atao bapaknya.  Semua itu tergantung sifat mana yang dominan.  Sifat dominan dan resesif akan diwariskan kepada anak/ cucu.  Tetapi, yang muncul sebagai fenotipnya adalah yang dominan, karena sifat resesif akan tertutupi.

Misalnya begini, sifat Tinggi diberi kode dengan huruf "T" (T besar), sifat pendek diberi kode dengan huruf  "t" (t kecil).  Seorang ibu tubuhnya pendek (t) dan seorang ayah tubuhnya tinggi (T), maka kemungkinan anaknya mempunyai gen T 25 persen, t 25 persen atau Tt 50 persen.  T adalah gen tinggi, t adalah gen pendek dan Tt adalah sedang.  Selain dipengaruhi oleh gen sifat tinggi ini juga dipengaruhi oleh lingkungan (makanan, minuman, vitamin, suhu, cahaya, olahraga dan lain-lain).  Orang yang mempunyai gen Tt dapat saja berpenampilannya tinggi, itu karena gen "T" akan menutupi sifat resesif "t".

Orang yang punya gen T akan semakin tinggi jika asupan makanannya baik disertai dengan lingkungan yang mendukung, sebaliknya jika makanannya buruk akan terlihat pendek fenotipnya (walaupun punya gen T (tinggi).  Sebaliknya anak yang punya gen t, walaupun diberi makan yang baik dan dalam jumlah berlebihan, maka ia akan susah tinggi.  Secara lahiriah kita tidak tahu gen nya apakah T, Tt atau t.  Oleh sebab itu penting sekali memilih jodoh dengan melihat sifat dari kakek/nenek.  Kalau orang Jawa bilang lihat bibit, bebet dan bobotnya.  Kalau bibit, bebet dan bobotnya bagus, tinggal kita sesuaikan kondisi lingkungannya.

Fenotip adalah penampakan luar dari si anak apakah ia tinggi, sedang atau pendek.  Genotip adalah simbol penampilan gen T, Tt atau t.  Penampilan fenoip dipengaruhi oleh gen dan lingkungan dimana si anak berada.

Itu tadi baru sifat tinggi yang kita bahas.  Ada beribu-ribu sifat lain yang akan diturunkan dari ayah ibu  kepada anak-anaknya.  Sifat yang lain itu misalnya, Ganteng, Kecerdasan, Kemampuan matematik, Kemampuan Berbahasa, Kemamuan Berkomunikasi termasuk juga Kemampuan Berpolitik.

Airlangga Satriadhi, anak Ibas, sungguh beruntung mempunyai  kakek SBY dan HR, yang dua-duanya merupakan tokoh politik.  Begitu juga Alya-Ibas. merupakan tokoh politik di partainya masing-masing.   Jadi kemungkinan besar anak Ibas itu akan mewariskan kemampuan berpolitik seperti kakek-kakeknya.  Tapi itu juga tergantung sifat gen yang dimiliki SBY berupa "P" (P besar = jago berpolitik) atau "p"(keok berpolitik) dan juga Hatta Rajasa (HR).  Sekali lagi, secara fenotip mereka tampaknya jago berpolitik, tapi siapa tahu gennya p kecil,  dengan lingkungan yang baik gen p kecil ini akan memiliki sifat bagus juga berpolitiknya.  Dengan kata lain gen p kecil bisa jadi berlawanan sifatnya tergantung kondisi lingkungannya.  Sebaliknya gen P besar akan menjadi ciut jika tidak didukung dengan lingkungan yang baik.

Ligkungan yang tidak baik itu misalnya, kondisi partai demokrat pada saat ibunya hamil sedang gonjang ganjing.  Maka ini akan mempengaruhi perkembangan janin di dalam rahim sang ibu.  Misalnya ibunya sangat kesal dengan perangai Ruhut yang sering menuding Ibas untuk mundur, maka bisa saja sifat anak itu akan mewarisi sifat si Poltak itu.  Atau, ketika ibunya hamil, ibunya sedang kesal dengan Sutan Bhatoegena yang nyerocos tentang Gusdur, maka kondisi ibu yang demikian dapat mempengaruhi si anak.  Oleh sebab itu, ibu yang sedang hamil tidak dianjurkan untuk membenci seseorang, karena sifat  orang yang dibenci itu akan berpengaruh pada anaknya.  Pengaruhnya itu bukan saja perangai politiknya.  Bisa saja anaknya itu prengas-pringisnya mirip Ruhut atau mesem-mesemnya mirip Sutan Bhatoegena.  Maka dari itu hati-hatilah bagi ibu yang sedang hamil, kalau bisa jangaan membenci siapapun juga.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun