Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Guru yang Tahu yang Kita Mau, Liputan Acara "Meet and Greet", Bentang Street Festival Bersama J. Sumardianta

29 Mei 2013   18:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:50 234 1
Dimuat di Majalah Pendidikan Online Indonesia, Rabu/29 Mei 2013 http://mjeducation.co/guru-yang-tahu-yang-kita-mau-liputan-acara-meet-and-greet-bentang-street-festival-bersama-j-sumardianta/ (Bentang Pustaka, 2013). Naskah GGMU sempat ditawarkan pada dua penerbit besar di tanah air, tapi dilepeh alias ditolak mentah-mentah. Uniknya, kini pasca GGMU meledak di pasaran dan menyedot minat banyak pembaca, kedua penerbit tadi meminta guru SMA Kolese De Britto, Yogyakarta tersebut menulis buku bergenre pendidikan juga untuk mereka. Begitulah paparan inspiratif dari ayah 3 putri itu dalam acara Meet and Greet, Bentang Street Festival di Waterbank Cafe, Sagan, Yogyakarta pada Sabtu (25/5/2013) lalu. Walau acara baru dimulai pukul 14.00 WIB tapi sejak setengah jam sebelumnya telah berdatangan para peserta ke lokasi. Cuaca cukup bersahabat, matahari tak terlalu bersinar terik sehingga acara dapat digelar di luar ruangan (out door). Sembari menyimak, pengunjung juga boleh memesan minuman dan hidangan ala Cafe Waterbank. Tampak siswa-siswi dari SMAN 2 Yogyakarta yang mengambil ekstrakurikuler jurnalistik duduk di sisi barat. Mereka hendak mempraktikkan teori meliput berita. Ada yang memegang kamera dan ada juga yang tekun mencatat setiap materi yang disampaikan Pak Guru. Tiada kebetulan dalam hidup ini (there is no coincidence in this life), ternyata Pak Guru juga merupakan alumni SMAN 2 Yogyakarta. Ia merasa senang sekali bertemu dengan para siswa dari almamaternya tersebut. “Saya sangat mengapresiasi kedatangan teman-teman dari  SMAN 2 Yogyakarta,” ujarnya dengan wajah berseri. Seperti biasa Pak Guru yang juga aktif menulis resensi buku dan esai pendidikan di media nasional tersebut mengawali presentasinya dengan bercerita (story telling). “Kalau menulis dan mengajar di kelas, saya memang selalu membukanya dengan kisah unik sebelum masuk ke bagian inti. Kenapa? Karena kultur orang Indonesia suka didongengi,” katanya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun