Mohon tunggu...
KOMENTAR
Healthy Pilihan

Hati-hati Asam Lambung dan Nyeri Dada, Bisa Jadi Itu Serangan Jantung Simak Penjelasannya

23 Agustus 2022   12:19 Diperbarui: 23 Agustus 2022   12:21 303 1
BANJARNEGARA - Hati hati jika mengidap Gastroesophageal Reflux Disease(GERD) dan nyeri dada, jangan jangan nyeri dada itu merupakan penyakit jantung.

Gerd dan nyeri dada dapat bahaya bagi pasien jantung. Nyeri dada cukup umum, beberapa individu tidak menyadari bahwa apa yang mereka derita bukan lagi asam lambung dan nyeri dada tetapi sudah menjadi serangan jantung.

Dokter RSI Banjarnegara, Jawa Tengah, dokter Syarif Hadi mengajak kita mengenal Gerd, Acid Reflux atau GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) terutama mempengaruhi kerongkongan seseorang. Kerongkongan untuk menggambarkannya dengan tepat adalah bagian dimana makanan lewat dari mulut ke perut, di bawah proses pencernaan normal. Dalam beberapa kasus selama proses pencernaan, perut akan mengalami beberapa bentuk regurgitasi.

Regurgitasi disini berarti beberapa makanan tidak dicerna tetapi akan dipindahkan kembali dari lambung ke tenggorokan, melewati sekali lagi kerongkongan. Namun, makanan yang dimuntahkan tersangkut di bagian ini menyebabkan ketidaknyamanan berupa nyeri dada.

"Karena makanan yang dimuntahkan tetap tersangkut di kerongkongan, yang terakhir menjadi meradang karena beberapa asam yang digunakan selama proses pencernaan mempengaruhi lapisan kerongkongan. Asam yang merupakan zat paling berbahaya yang ditemukan dalam cairan yang dimuntahkan sekarang menyebabkan orang tersebut menderita GERD, refluks asam, atau mulas," kata Syarif Hadi.

Saat menderita refluks asam, nyeri dada yang datang sebagai sensasi terbakar akan terasa dan bisa berlangsung selama beberapa jam.

"Meski dalam beberapa kasus, nyeri dada tidak selalu terlihat jelas pada kondisi penderitanya. Namun, keberadaan asam di kerongkongan jika tidak diobati atau dinetralisir pada akhirnya akan menyebabkan berbahaya," katanya.

Beberapa individu mungkin memilih untuk berbaring karena mereka merasakan efek melemahnya refluks asam dan nyeri dada. Namun, mereka harus dicegah melakukannya karena ini hanya akan memperburuk kondisinya. Berbaring akan memberikan kesempatan bagi sensasi terbakar untuk naik ke tenggorokan, membuat tenggorokan orang tersebut kering atau bahkan terasa seolah-olah makanan yang tidak tercerna telah mencapai tenggorokan.

Ketika Serangan Jantung Disalahartikan sebagai Nyeri Dada Refluks Asam

Beberapa orang mungkin menganggap refluks asam dan nyeri dada sebagai hal yang sepele dan dapat dengan mudah diatasi dengan antasida. Masalahnya sekarang terletak pada kesamaan antara refluks asam, nyeri dada dengan nyeri dada yang merupakan serangan jantung.

"Jadi, ada perbedaan mendasar antara kedua kondisi ini karena yang terakhir bisa berakibat fatal jika diabaikan. Maksudnya serangan jantung," katanya.

Ini bisa sangat rumit karena serangan jantung dan refluks asam, dapat terjadi tepat setelah makan. Bahkan, mungkin saja mengalami refluks asam dan serangan jantung secara bersamaan. Saat mengalami refluks asam, kerongkongan sekarang menyebabkan beberapa saraf mengganggu aliran darah ke jantung.

Cara Membedakan Nyeri Dada Refluks Asam dari Serangan Jantung

Untuk menghindari bahaya salah mengira nyeri dada yang mengarah ke serangan jantung hanya sebagai nyeri dada refluks asam, orang yang rentan menderita penyakit ini harus memperhatikan perbedaan berikut:

Sensasi terbakar atau nyeri dada karena refluks asam biasanya berlangsung selama 10-12 jam, yang berarti jika nyeri dada yang diderita adalah serangan jantung, tidak akan bertahan selama itu. Semakin lama nyeri dada pada penderita serangan jantung, semakin banyak gejala yang akan terlihat.

Oleh karena itu, pasien jantung harus lebih waspada terhadap gejala lain yang mungkin timbul dari nyeri dada. Untuk itu, berikut gejala langsung serangan jantung:
1. Berkeringat dingin.
2. Nyeri berpindah dari dada ke rahang, bahu atau lengan. Rasa sakit meningkat ketika usaha dilakukan.
3. Ada kelelahan dan sesak napas.
4. Nyeri dada tidak merespon antasida.
5. Mual dan kemungkinan muntah
6. Penderita menjadi pucat.

"Jika semua gejala ini ada atau jika dalam 10 hingga 15 menit setelah mengonsumsi antasida atau penghambat H2 masih menderita luka bakar di jantung atau nyeri dada, mintalah seseorang untuk menghubungi UGD jangan jangan serangan jantung," tandasnya. (*)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun