Mohon tunggu...
KOMENTAR
Book

Review Novel Warisan Masa Silam Karya V.Lestari

9 Maret 2024   18:06 Diperbarui: 9 Maret 2024   18:10 135 22
Cukup sulit menemukan biografi V.Lestari yang bersumber dari halaman wikipedia. Namun sedikit informasi tentang penulis ini bisa saya dapatkan dari halaman website Gramedia Pustaka Utama.

V.Lestari lahir di kota Bogor dan tinggal disana sampai menyelesaikan sekolah menengahnya, sebelum akhirnya pindah dan menetap di Jakarta. Beliau mengkhususkan diri menulis cerita detektif hingga kriminal, jenis cerita yang memerlukan ketelitian dan keahlian khusus untuk meramunya. Novel pertamanya yang berjudul "Yang Tak Ternilai" terbit di tahun 1982.

Novel berjudul Warisan Masa Silam ini diterbitkan oleh PT. Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2013. Dengan jumlah 672 halaman dan masuk kategori fiksi. Serta dibagi dalam 30 bab.

Novel ini berkisah tentang penemuan warisan dari masa silam yang mana warisan tersebut berasal dari nenek moyang seorang pria bernama David, pemilik rumah di mana warisan itu tersimpan. Rumah besar dan kuno yang berada di Jalan Kencana itu sudah berdiri lebih dari seratus tahun, sejak zaman Belanda.

David yang memiliki darah Belanda itu, tinggal di rumah tersebut bersama istrinya yang bernama Linda. Serta seorang tukang kebun mereka yang bernama Pak Sukri, sekaligus anak perempuannya yang bernama Nana.

Sedang warisan yang dimaksud bukanlah peninggalan berupa materi, melainkan benda-benda menyeramkan yang tersimpan dalam sebuah peti kuno dalam ruang bawah tanah dan keberadaannya telah menjadi rahasia bagi David selama ini.

Terdapat jalinan kisah yang rumit dan menegangkan hingga akhirnya nanti, warisan dari masa silam itu terkuak di hadapan banyak orang. Gaya bahasa yang digunakan oleh penulis dalam novel ini cukup sederhana sehingga mudah dipahami. Serta alur ceritanya yang terkesan detil telah membuat novel ini begitu menarik untuk dibaca oleh semua usia.

Berawal dari sekelompok bocah yang sedang bermain bola, namun salah satu dari mereka telah menyepak bola itu hingga melambung tinggi melewati pagar rumah besar itu. Bocah laki-laki yang bernama Kiki itu, akhirnya bertanggung jawab untuk berusaha mengambil bola yang tadi disepaknya.

Dengan dibantu teman-temannya, ia berusaha memanjat pagar sampai akhirnya ia berhasil masuk ke pekarangan. Bukannya menemukan bola, Kiki justru menemukan pintu menuju ruang bawah tanah yang membuatnya penasaran. Tak sengaja, Kiki terjatuh ke dalam ruang bawah tanah yang pengap dan menakutkan.

Di sana lah Kiki bertemu dan berkenalan dengan Lala dan Bi Ani, kedua orang inilah yang menolong Kiki untuk dapat ke luar dari ruangan itu.

Sejak pertemuan itu, Kiki selalu menunggu waktu kapan dirinya dapat bertemu lagi dengan Lala. Gadis kecil yang cantik bak gadis Belanda itu, tak pernah terlihat lagi di sekitar rumahnya. Namun Kiki justru bertemu dengan Pak Sukri, yang akhirnya membawa ia berkenalan dengan Nana.

Begitu terkejutnya Kiki ketika Nana mengatakan bahwa Lala dan Bi Ani sudah meninggal beberapa bulan yang lalu. Nana juga memberitahu bahwa Lala adalah anak kedua dari David dan Linda. Sementara Bi Ani adalah ibu Nana sendiri. Lala dan Bi Ani meninggal bersamaan dengan sebab yang tidak diketahui.

Cerita yang diutarakan oleh Nana, telah membuat Kiki semakin penasaran. Kisah rahasia apa yang sebenarnya tersimpan dalam rumah misterius itu. Mengingat saat di mana Kiki bertemu dengan Lala dan Bi Ani, mereka berdua kompak meminta Kiki untuk tutup mulut dan pura-pura tidak tahu perihal semua yang sempat dilihatnya dalam ruang bawah tanah.

Kiki dan Nana jadi berteman baik. Begitupun Fani, adik perempuan Kiki yang turut menambah keseruan dalam petualangan Kiki dan Nana menguak kisah tersembunyi dalam warisan masa silam itu.

Karakter David dan Linda yang tergambar kejam, telah membuat keduanya selalu menjadi sosok yang paling dicurigai. Kiki mencurigai mereka sebagai pemilik peti kuno itu, sekaligus sosok yang ada hubungannya dengan kematian Lala dan Bi Ani, meski Lala merupakan anak kandung mereka sendiri.

David yang ternyata memiliki sebuah penyimpangan seksual, semakin menambah luas ruang lingkup cerita dalam novel ini. Belum lagi kepulangan Imelda dari Belanda, anak pertama David dan Linda yang memiliki karakter tak berbeda jauh dengan ibunya, ikut menambah kekayaan konflik dalam cerita ini.

Bagi teman-teman para pembaca yang budiman, terutama yang menyukai cerita-cerita tentang penyelidikan atau kisah sejenis detektif, maka salah satu novel karya V.Lestari ini sangat cocok untuk dijadikan koleksi bacaan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun