Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Pilihan

Suatu Hari di Bandara

29 Desember 2022   11:50 Diperbarui: 29 Desember 2022   11:52 84 4
Aku berada di ruang tunggu bandara
Seorang pria paruhbaya datang menghampiri
Ia meletakan tasnya di kursi
Setelah itu ia duduk di kursi yang disebelahnya lagi

Mataku meliriknya sekilas
Ke Surabaya?
Sapanya basa-basi
Aku mengangguk seraya berusaha tersenyum ramah
Sama
Sahutnya
Dan akhirnya kami pun terlibat percakapan cukup lama

Ternyata harta itu tak hanya kita tinggalkan kalau kita mati saja
Sewaktu kita hidup pun harta sudah lebih dulu meninggalkan kita
Katanya

Aku diam dengan kedua alis terangkat
Mencoba meraba kemana arah percakapannya
Kira-kira orang ini akan mengajakku membahas soal apa?

Rumah saya punya lima kamar
Bukan sombong punya banyak kamar
Tapi disesuaikan keadaan
Anak saya empat orang
Biar nyaman mereka dibuatkan kamar sendiri-sendiri

Aku mengangguk paham
Ah, pantas saja kalau begitu

Tapi sekarang mereka sudah menikah semua
Tak ada yang mau tinggal di rumah bersama kami
Akhirnya kamar empat itu kosong semua
Tak kami sewakan kamar-kamar itu
Saya dan istri tak nyaman dengan orang asing
Ternyata harta sudah meninggalkan kami di saat kami masih hidup

Aaah sedihnya
Harta sudah pergi selagi kita masih bernyawa




KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun