Tidak biasa. Selama tiga hari berturut-turut aku susuri jalan yang cukup gulita, lengang, dan melewati bak sampah berwarna merah-hijau yang aromanya tentu tak sedap. Tiga hari berturut-turut pula kulihat kenampakan yang tak lumrah. Toko-toko sudah menarik pintunya rapat-rapat, orang pun sudah jarang. Aku merasa ketiga malam itu menghantui perjalanan. Belum lagi, aku harus beberapa menit lamanya menunggu angkot biru lewat. Ya, memang tidak biasa, karena biasanya angkot di Kot
a Hujan ini hanya lewat secepat kedipan mata, mudah sekali mendapatinya. Kuulangi lagi, tiga malam yang berturut itu membuatku harap-harap cemas hanya karena menunggu angkot.
KEMBALI KE ARTIKEL