Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Seni Perang Yahudi: Blokade Yahudi Israel dari Sudut Ihya Ulumudin Al-Ghazali

2 Juni 2021   19:32 Diperbarui: 2 Juni 2021   19:50 67 1
Bagaimana rakyat Palestina bisa melepaskan diri dari blokade Yahudi Israel? Rakyat Palestina dijepit oleh pemukiman Yahudi Israel. Rakyat Palestina dimiskinkan dan dibuat kelaparan. Tiba-tiba ribuan roket-roket dari jalur Gaza mengepung Yahudi Israel. Analis militer banyak yang mengatakan bahwa Yahudi Israel menelan kekalahan. Dalam posisi terjepit mengapa bisa melawan sengit dengan teknik tempur dan peralatan canggih?

Musuh yang hebat adalah guru terbaik. Pepatah ini yang sering didengar. Dengan beragam kejadian  terlihat beragam kemajuan dari rakyat Palestina. Kelak Yahudi Israel akan dikalahkan oleh strateginya sendiri, dan akan "terbunuh" oleh intelegensi dan logika akalnya sendiri. Mengapa bisa terjadi?

Blokade totalitas menyingkirkan hijab antara rakyat Palestina dengan Allah. Ini yang membawanya pada lompatan intelegensi dan kekuatan rakyat Palestina. Logika blokade Yahudi Israel untuk melemahkan dan menghancurkan, tetapi sudut tazkiyatun nafs, justru memunculkan lahirnya para walilullah dan karamahnya. Ini energi maha dahsyat bagi rakyat Palestina dari penempaan Blokade Yahudi Israel.

Blokade yang super ketat menciptakan kelaparan dan kesiapan kematian. Dalam Kitab Ihya Ulumudin al-Ghazali justru akan menciptakan kekuatan jiwa yang luar biasa. Dikepung oleh kematian justru akan menciptakan keragaman kecerdasan yang tak pernah diperkirakan.

Dalam Ihya Ulumudin al-Ghazali mengaitkan kelaparan dengan kuantum intelektual dan keilmuan. Al Hasan meriwayatkan dari Rasulullah saw, "Pakailah kain bulu, singsingkanlah lengan baju, makanlah setengah perut, niscaya engkau memasuki kerajaan langit."

Nabi Isa berkata, "Wahai golongan Hawari, laparkanlah perut  kalian, bersihkan tubuh kalian.  Mudah-mudahan kalbu kalian dapat melihat Allah." Lukman berkata, Hai anakku, apabila perut penuh, niscaya pikiran tidur, dan hikmah bisu." Sahal al Tastari berkata, "Hikmah dan ilmu diletakan dalam lapar." Sahal al Tastari berkata, "Wali Abdal itu tidak menjadi wali abdal kecuali dengan mengosongkan perut, tidak tidur malam, diam dan menyendiri."

Abdul Wahid ibnu Zaid bersumpah, "Demi Allah bahwa Allah tidak memilih seseorang kecuali dengan lapar. Mereka tidak berjalan di atas air kecuali dengan lapar. Bumi tidak dilipat bagi mereka kecuali dengan lapar. Allah tidak memberikan kekuasaan kepada mereka kecuali dengan lapar." Abu Thalib al Makki berkata, "Bila perut kosong, niscaya ia lebih segar  untuk membaca."

Bagi mukminin, beragam proyek penghancuran tidak akan pernah menghancurkannya. Saat semua pintu dunia tertutup, masih terbuka pintu-pintu langit. Tempaan yang sangat berat hanya untuk menguji siapakah yang dijadikan tuhan di kehidupan ini?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun