Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora Pilihan

Saya Bangga Karena Saya Tahu...

10 Januari 2017   20:07 Diperbarui: 10 Januari 2017   20:16 379 2
Saya baru saja mengetahui bahwa saya terdiagnosa HIV positif, apa yang harus saya lakukan?

Pertanyaan seperti ini sudah beberapa kali saya terima dari beberapa orang yang pernah memiliki riwayat perilaku seks sesama jenis yang tidak aman. Yang pasti saya ikut bersedih, sangat amat bersedih. Kenyataan bahwa dewasa ini masih terus saja berkelanjutan munculnya "narendra-narendra" lain.
Jumlah pengidap HIV di Indonesia belakangan telah didominasi oleh kami dengan faktor resiko perilaku seks sesama jenis dengan tidak aman pada usia produktif.

Kembali pada pertanyaan di atas, jadi apa yang harus dilakukan. Kalau menurut saya, kita yang baru saja terdiagnosa HIV harus belajar menerima diri sendiri, belajar menerima kenyataan, belajar berdamai dengan diri sendiri. Sedih boleh, ya pastilah sedih. Tapi jangan berlarut-larut dalam kesedihan itu, masa lalu ngga bisa diputar, sadarilah bahwa kita hidup untuk hari ini dan hari esok jadi yang tersisa masih ada masa depan untuk kita.

Menjadi seorang pengidap HIV bukan berarti saya tidak memiliki masa depan lagi, bukan berarti saya tidak bisa hidup normal, bukan berarti saya kehilangan kehormatan harkat dan martabat sebagai manusia dan bukan berarti saya tidak bisa menjadi seorang yang berguna. Jadi tidak perlu membebani diri dengan pikiran negatif, itu point nomor duanya.

Semuanya dimulai dari diri kita sendiri saya rasa, bukan orang lain, bukan pemerintah, bukan psikolog, bukan dokter, bukan pemimpin rohani. Maksudnya adalah ketika kita memutuskan untuk berdamai dengan diri sendiri dan berusaha untuk bangkit adalah keputusan mutlak yang menjadi tanggung jawab kita sendiri.

Baru saja terdiagnosa HIV, saya sedih dan ngga tau harus bagaimana. Saya merasa ngga sanggup hidup lagi, apa perlu memberitahu orang lain mengenai status saya?

Orang lain siapa? Buat apa? Supaya dikasihani terus dipeluk terus nangis bareng? Kalau menurut saya jangan dulu, belum tentu orang lain bisa menerima diri kita, bisa-bisa malah kita dijauhi. Usahakan emosi sudah stabil baru deh kalau mau cerita ke orang dekat atau keluarga silahkan tapi tetap dengan kemungkinan terburuk ya. Jadi saya rasa di awal-awal cukup tim medis yang mengetahui status kita kemudian pasangan kita yang tujuannya supaya sama-sama mengetahui status kesehatan lebih dini sebelum terjadi infeksi penyakit lain dan syukur-syukur memutus mata rantai penyebaran virus.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun