Bila kusebut namamu petir dan badai
Ingin rasanya aku bisa membenci kepada setiap bentuk yang selalu mudah untuk dilihat
Ingin rasanya kubisa memperkecil dan memecah senyawa aktif menjadi punah untuk tiada
Semua telah berkisah dengan risalahnya
Semua telah bermain dengan keringatnya ke titik akhir
Kelak kembali kepada gestur bak pejam terakhir usia dan pertama ada
Kepada mega yang seolah tengah tersenyum dengan rasi cahaya bintangnya di sana
Adakah padamu usia? Â
Atau bentang lain selain dengan warna dan nuansa yang selalu sama?
Kepada waktu yang tak pandang wajah
Adakah padamu bisa untuk berhenti?
Bila fitrahku telah mampu mengelus rotasimu lalu mampu membungkamnya?
Tanggerang, 25 Januari 2021