Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money

Belajar Menjadi Investor

6 Februari 2012   03:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:00 934 0
Setelah lebih dari lima tahun bergulat dengan berbagai kesulitan bisnis, melalui perenungan mendalam, saya menemukan beberapa kunci yang sangat penting. Kenapa penting? Karena kunci ini memberi lompatan bisnis dari semula sebagai pelaku bisnis konvensional. atau pengusaha, menjadi investor.

Tulisan ini mendefinisikan pengusaha sebagai pelaku bisnis yang membangun perusahaan, mengembangkan dan memeliharanya untuk terus tumbuh membesar. Seperti halnya keluarga, perusahaan dianggap sebagai bagian dari kehidupannya. Dia akan terus memeliharanya bagaikan anak sendiri. Bahkan ketika merugi pun dia akan terus berusaha semaksimal mungkin menghidupi dan memperbaikinya.

Sedangkan yang dimaksud penanam modal atau investor adalah pelaku bisnis yang mencari margin dari setiap investasi yang ditanamkan. Namun demikian tulisan ini tidak mencakup para pemain saham di bursa yang sering disebut juga sebagai investor. Investor bisa saja membangun perusahaan sendiri, namun tidak berpikir harus memilikinya sampai mati. Jika ada pihak lain yang tertarik dan memberi margin cukup, dia akan segera menjualnya. Investor juga rajin mencari perusahaan yang dipandangnya mampu memberi margin di waktu mendatang.

Namun demikian pemikiran saya hanya fokus pada jenis investor yang membangun perusahaan dan memastikan berjalan baik, kemudian membangun lagi yang baru, dan begitu seterusnya.

Apa yang saya pikirkan barulah sebatas konsep. sama sekali belum saya coba di lapangan. Sehingga kemungkinan kesalahan dan ketidaktepatan pastilah ada. Karenanya saya ingin segera mencobanya secara bertahap, suatu saat!

Saya meyakini kunci ini merupakan salah satu yang dilakukan para pebisnis besar dan konglomerat. Karenanya saya sangat ingin mengkonfirmasi hal ini kepada beliau-beliau, suatu saat. Semoga kesempatan itu datang.

Kunci 1 : Memilih Jenis Bisnis

Di lapangan akan kita jumpai ribuan bisnis yang bisa kita coba. Kita harus cermat memilih, bisnis apa yang prospektif. Pertimbangan memilih jenis bisnis antara lain: Pertama, prospek bisnis. Untuk hal ini kita bisa mempelajari teori 5 Force Porter. Kedua, passion atau minat. Setiap orang punya minat yang berbeda. Kenali minat anda dan pilih jenis bisnis yang berkaitan. Ketiga, pemahaman dan keahlian terhadap bisnis tersebut. Keempat, kekuatan finansial.

Bagaimana kalau salah pilih? Tidak masalah. Keputusan memang tidak harus selalu benar. Jika salah memilih, kita bisa lakukan alternatif jalan terus atau berhenti. Kita bisa jalankan terus bisnis tersebut dengan pertimbangan kita sudah cukup paham dan mendalami bisnisnya. Saya yakin dengan pemahaman yang mendalam dan keuletan kita bisa sukses. Namun jika kita belum melangkah jauh dan tahu bisnis tersebut kurang tepat, kita bisa berhenti dan ambil bisnis lain yang lebih prospektif.

Kunci 2 : Alokasi Sedikit Modal

Alokasi modal merupakan bahasan yang sangat menarik. Dan karena inilah saya tertarik untuk menulis artikel ini. Kenapa menarik? Karena ternyata investor tidak perlu menempatkan dana banyak untuk perusahaan yang harus dibangun. Mungkin dia hanya butuh 20 persen dan sisanya akan diperoleh dari pihak lain. Dengan modal itu, kelak dia akan menguasai seluruh aset perusahaan. Bagaimana melakukan hal tersebut? Begini resepnya.

Ketika jenis usaha telah diputuskan, investor cukup menempatkan modal 20 persen dari seluruh modal yang dibutuhkan. Kekurangannya sebesar 80 persen akan ditutupi dari pihak lain. Banyak alternatif yang bisa dipilih. Katakan saja, investor memilih dana perbankan sebagai alternatif konvensional. Pada umumnya bank akan meminta jaminan. Jika demikian investor perlu menyiapkan aset lain yang dimiliki sebagai agunan. Namun bisa saja agunan tidak terlalu dibutuhkan mengingat perbankan telah mengetahui reputasi investor.

Langkah selanjutnya, investor menunjuk executive dan tim management sebagai pengelola perusahaan. Investor hanya perlu memastikan, orang yang dipilih dapat dipercaya dan mampu menumbuhkan aset perusahaan. Angka pertumbuhan tidak perlu muluk-muluk, perusahaan cukup diminta mempertahankan aset yang dimiliki dan membayar cicilan bank. Jika perusahaan mampu mencapai return lebih tinggi tentu saja akan memudahkan rencana berikutnya.

Jika perusahaan berjalan sesuai rencana, setiap akhir tahun perusahaan mencatat total aktiva yang relatif tetap, namun komposisi hutang semakin mengecil. Kita asumsikan saja, setelah 7 tahun komposisi hutang tinggal 50 persen. Maka, kini saatnya melakukan aksi korporasi, go public!

Perusahaan diminta melaksanakan IPO (Initial Public Offering) di lantai bursa. Tujuannya memperoleh dana tanpa bunga, minimal sebesar hutang bank yang masih tersisa. Dana hasil IPO dimanfaatkan untuk menutup seluruh hutang bank.

Jika proses ini berjalan sukses, maka perusahaan telah berjalan lebih stabil. Investor tetap menjadi pengendali dan penguasa utama, plus tidak punya kewajiban membayar bunga bank. Jika tahun-tahun berikutnya perusahaan memperoleh untung, investor tinggal membagi keuntungan untuk deviden. Sementara jika perusahaan tidak untung, investor merasa aman saja, karena tidak punya kewajiban maupun hutang apa pun.

Sampai di sini, dapat kita katakan bahwa dengan modal cukup 20 persen, investor akan menguasai perusahaan secara penuh. Menarik? Pastinya!

Setelah perusahaan stabil dan tumbuh, investor dapat memoles untuk dijual sebagian atau seluruh sahammya dengan margin yang menarik. Atau investor duduk manis di rumah menunggu setoran keuntungan beberapa tahun mendatang. Hasil setoran dimanfaatkan lagi untuk investasi di bisnis yang lain. Begitu seterusnya hingga bisnisnya menggurita diberbagai bidang.

Namun, tidak mungkin bisnis yang menarik ini tanpa embel-embel resiko. Lalu, apa resikonya? Resikonya adalah jika perusahaan tidak berjalan sesuai rencana. Yaitu perusahaan tidak tumbuh minimal untuk mempertahankan aset dan membayar cicilan bank. Lebih celaka lagi jika perusahaan justru merugi. Jadi, kunci berikutnya adalah pertumbuhan dan executive.

Kunci 3 : Pertumbuhan

Dari semua kunci yang akan disebutkan, pertumbuhan merupakan kunci paling menentukan. Bisnis harus bertumbuh minimal sebesar biaya modal. Jika modal yang kita pakai adalah dana perbankan, berarti perusahaan harus mampu memberi return minimal sebesar bunga bank.

Pertumbuhan hanya sebesar biaya modal tidak menjadikan kita sebagai investor aktif. Karena modal yang kita tempatkan akan terhenti dan kita tidak punya kemampuan untuk investasi di bisnis lainnya. Untuk itu, pertumbuhan seharusnya lebih besar dari sekedar biaya modal.

Pertumbuhan minimal untuk mewujudkan konsep pada tulisan ini adalah sebesar bunga bank plus cicilan hutang pokok. Cukup ideal jika hutang pokok dapat berkurang sebesar 30 persen dalam waktu 7 tahun. Jika bisa lebih cepat, tentu menjadi semakin mudah.

Kunci 4 : Menunjuk Executive

Kunci berikutnya adalah menunjuk executive dan tim management untuk mengelola perusahaan. Sebagai investor tentu tidak akan terlibat langsung dalam operasional perusahaan. Karenanya perlu ditunjuk executive dan tim management.

Peran executive sangat penting, karena merekalah yang bakal menjamin pertumbuhan yang kita harapkan. Merekalah pelaksana dari segala rencana yang sudah kita tetapkan. Kesalahan menunjuk executive bakal menghancurkan semua rencana.

Tugas utama executive dan tim management adalah menjamin pertumbuhan perusahaan sesuai target yang ditetapkan.

Demikian empat kunci menjadi investor. Tentu kunci ini belum menjamin sukses, karena memang belum dicoba. Namun kunci ini cukup detail dan sangat rasional, hingga memotivasi saya untuk segera mencoba dan membuktikannya. Bagi pembaca, silahkan dipertimbangkan (http://www.myusuf298.com)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun