Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Hati-hati Penipuan Model Baru!

9 April 2012   06:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:50 625 1
Telpon genggam (HP) saya berdering di suatu siang, menengok sekilas dan nomor yang memanggil adalah 0813xxxxx. Nomor tersebut tidak tersimpan di phonebook saya, berarti kemungkinan besar saya tidak mengenalnya. Karena saya sedang menyetir, panggilan tersebut saya abaikan.

Beberapa hari kemudian, nomor yang sama menelepon kembail. Karena dia memanggil untuk kedua kali, akhirnya saya angkat.

"Hallo..." Sapa saya.

"Halo... hei, ini nomor baru gw ya.. lo simpan aja.." Suara dari seberang sana.

"Ok, tapi ini nomor siapa ya?" Kembali saya bertanya.

"Masak lo ga kenal gw? ini nomor baru gw nich.. disimpan aja" Kembali terdengar jawaban dari lawan bicara saya.

"Iya.. tapi ini siapa? gw ga ada clue nih, lo siapa?" Saya bertanya kembali.

"Ini Rudi.. Rudi.." Jawabnya.

"Rudi?" saya berpikir, teman saya yang bernama rudi yang mana. Seingat saya, saya tidak memiliki teman yang bernama Rudi.

"Iya Rudi.. masak lo ga ingat?" Jawabnya kembali.

"Rudi atau Budi" Tanya saya lagi.

"Budi.. Budi.. Ini nomor baru gw nih, lo simpan aja ya." Sekali lagi dia mengingatkan untuk menyimpan nomor telepon ini.

"Budi Kurniawan?" Tanya saya lagi.

"Iya, Budi.. Gw bilang Budi, lo tadi bilangnya Rudi" Jawab dari seberang.

"Ooo.. Ok dech, gw simpan nomor lo. Nomor lo yg lama udah gak aktif?" Tanya saya.

"Gak, lo simpan yang nomor ini aja. Yang laen dihapus aja." Jawabnya.

"Ok deh.. tapi suara lo kok lain ya?" Tanya saya.

"Masak sih? Pengaruh handphone kali.." Jawabnya.

"Ok deh, gw simpan ya nomor lo" Saya menegaskan kembali.

"Ok, iya itu nomor baru gw. Thanks ya" Dia menegaskan nomor barunya.

Telepon saya tutup dan saya meneruskan aktivitas saya. Tidak berapa lama, nomor yang sama menghubungi saya kembali.

"Hallo.. Kenapa coi?" sapa saat mengangkat telpon.

"Hallo.. Gw lagi nih, sorry nelpon lagi." Jawabnya.

"Iya, ga apa apa.. Kenapa Bud?" Tanya saya.

"Sorry, gw lagi di rumah sakit nich. Keluarga gw ada yang masuk rumah sakit. Gw lagi butuh duit segera. Bisa gw pinjam lo dulu ga? nanti sore gw balikin lagi"

Hmm.. udah mulai ada gelagat yang aneh nih, pikir saya.

"Oo.. emang brapa? Gw lagi di rumah soalnya" Saya bertanya.

"Gw cuman butuh 3 juta, tapi bisanya pake Bank Niaga nih. Lo punya Bank Niaga ga?" Tanyanya.

"Waduh, gw ga ada rekening di Niaga" Jawab saya.

"Waduh gimana ya.. Gw butuh banget nich sekarang. Lo punyanya apa?" Dia bertanya bank yang saya gunakan.

"Gw pake Mandiri" Jawa saya.

"Bisa ga ya Niaga ke Mandiri?" Dia bertanya kembali.

"Hmm.. Ga tau gw, kayaknya ga bisa dech" Saya mulai mencari alasan, padahal setahu saya kedua Bank tersebut bisa transfer secara langsung.

"Hmm.. Gimana ya.. Ntar dech, gw telpon lagi. Gw tanya keluarga gw dulu" Sahut dia sambil menutup telponnya.

Saya sudah mulai curiga, setahu saya teman saya Budi ini tidak akan kesulitan kalau perlu uang tunai. Dia memiliki beberapa kartu kredit dan rekeningnya juga tidak hanya di satu bank. Saya pun mencoba menghubungi teman saya ini pada nomor yang lain yang masih tersimpan di phonebook saya. Nomor yang saya hubungi tidak aktif.

Saya lalu mencari kontaknya melalui teman-teman dekat saya yang juga mengenalnya. Kedua teman saya tidak menerima panggilan telpon saya. Mungkin keduanya sedang sibuk.

Telpon genggam saya berdering kembali dari nomor yang sama. Saya ragu untuk mengangkatnya, akhirnya saya cuekin saja. Sambil saya mencari informasi lengkap mengenai teman saya ini.

Dia mencoba menghubungi beberapa kali, tapi saya biarkan dan bahkan saya reject. Akhirnya dia mengirim SMS yang isinya: "Kebetulan keluarga gw ada pakai mandiri entar gw sms in no rek nya, gw pakai bentar y jam 5 gw balikin lg".

Melihat gaya tulisan dan bahasanya, saya semakin yakin ini bukan teman saya yang bernama Budi tersebut.

Sore hari, akhirnya teman saya yang saya hubungi tadi menghubungi saya kembali. Dan saya pun bercerita mengenai hal ini dan menanyakan nomor hp Budi yang bisa saya hubungi.

Tak lama kemudian, teman saya yang bernama Budi (yang asli) menghubungi saya. Dan saya juga yakin ini Budi yang asli dari mendengar suaranya dan sapaannya yang khas. Saya pun kembali bercerita mengenai orang yang mengaku sebagai Budi dan modus penipuannya.

Cerita ini saya bagi untuk mengingatkan kita semua. Ternyata modus penipuan itu cukup beragam dan mulai mencoba berinovasi. Semoga kita semua tetap waspada dan selalu dilindungi oleh-Nya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun