Mohon tunggu...
KOMENTAR
Fiksiana

Perkawinan itu Dimulai dari Cinta atau Seks-kah ? (BCDP #04/16)

5 Mei 2012   02:53 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:41 679 0

(1)

Mas Bejo dan Mila tersenyum sumringah ketika menyerahkan kunci kamar--- 2 malam pengantin yang sangat memuaskan, secara naluri seks maupun alur nafkah.Sepertinya hidup itu akan ditapaki dengan indah.

Indahnya percintaan.

Perjalanan perdagangan kali ini sungguh sukses --- memicu inspirasi pengembangan niaga lebih lanjut. Bupati dan isterinya membayar tanpa tawar menawar, bahkan ia memesanbenda gaib lainnya. Rantai Babi !

Dengan taksi Bejo dan Mila menuju terminal bus --- mereka akan pulang ke Magelang. Mereka masih sempat saling kecup, terutama bila mereka mulai mendiskusikan acara akad nikah yang akan dilaksanakan, nanti hari Kamis.

Ayah ditilpon Mila tidak me-respons --- Mila memindahkan hubungan kepada ibu tirinya, Bu Kastiyah.

“Ibu, kami akan menikah hari Kemis bu --- kawin KUA bu, kalau ibu dan ayah berkenan, datanglah merestui kami ………………………. Bu, ayah tadi tidak mau menerima tilpon Mila. ………………………… bu, kami kawin KUA dengan Wali Hakim bu ………………………… ada bu, bapak Mantan Lurah Ketandan yang mensponsori.Nikahnya di rumah Pak Mantan Lurah di Desa Ketandan.Lantas kami mengadakan Slametan di rumah mas Bejo di Prontaan Magelang --- ibu mertua menyelenggarakan pengajian, mengundang sanak saudara dan tetangga dekat…………………. Datang ya bu “. Mila menangis terisak-isak, sehingga membuat Sang ibu tiri menangis sesenggukan ---- ia terharu mengenangkan anak tirinya yang dibesarkannya itu.

Bejo memeluk Mila …………..” Iya , ya bu --- datang ya bu. ………….. acara di Magelang saja bu --- nanti alamat jelas di SMS …………… iya, ya bu …………… mohon maaf ya bu ……………… datang ya bu ……………… bilang sama ayah, kami minta ampun bu ……………………” tak tertahankan anak dan ibu itu terhenti kembali hubungan tilponnya ---- menangis terharu, terisak-isak, sesenggukan.Kasih sayang ibu dan anak. …………….

(2)

Mas Bejo menyeka air mata Mila, dan ia kembali mengecup kening dan bibir Mila.

Mereka tiba di rumah Wates Prontaan --- Mila asyik mencubit lengan dan pinggang mas Bejo.

Kemudian ia berbisik : “Kita tidur pisah lagi mas …………..” Memang selama di rumah Bejo, ibu Bejo tidak mengijinkan mereka tidur sekamar --- sampai mereka menikah nanti.

Enak saja Bejo balas membisikkan jawabannya :” Dik, ibu kita akali nanti kita buat mandi bersama ya ………………. Pokoknya nanti sore kita mandi bersama …………… air dibunyi-bunyikan ----“

“Nanti ibu menegur --- kita tidak sabaran …………….. “

“Peduli, cuek-cuek bebek saja ---- yang penting ma …………… suk …..la ……………giiiiiiiiiiiii”.Mila mengamuk mencubiti punggung kekasihnya itu.

Ibu Rakhim memperhatikan polah anak dan calon mantunya itu --- ia tahu pasti apa yang dibuat pasangan itu 2 malam ini.Lepas dari pengawasannya.

Ibu Rakhim menyadari bahwa, kedua anak muda ini sebenarnya telah melakukan hubungan suami-isteri --- tetapi anak sekarang tentu ia tidak mampu membatasinya.Baiklah mereka segera dinikahkan.

(3)

“Dir, Kadir --- he dulu ingat siapa dulu yang menawarkan “Rantai Babi” , yang katanya berasal dari Medan itu ?”

“O, itu Bu Tukiyo, orang Pasar Windu”

“Ada tilponnya ?”

“Enggak ada itu…………. Yah nanti dicari dulu, mungkin Lik Sujarwo punya, dia yang ada hubungan jual-beli Wayang Beber ………………. Ada peminat ?Uang dengar lho !”

“Bupati keblinger --- Koruptor pada belingsatan.Langgananku itu kemarin membeli keris dan batu pusaka ……………..”.

“Kalau lagi loong, beri komisi dong …………….. aku lagi pahit nih !”

“Dir ajak kawan-kawan barang 10 orang --- aku akan nikah di rumah mantan Lurah Ketandan, hari Kamis jam 9 ---- yah kalau ke rumahku sore, jam-jam 3 atu 4 lah di Prontaan “.

“Jo, pusaka lain enggak mau ‘tu Bupati ?Aku punya fosil jagung membatu --- juga keong buntet.Tolong tawarkan atau bayari Jo !”

(4)

Bejo merencanakan begitu selesai akad nikah --- kalau tilpon ibu Tukiyo tidak didapat kontak --- ia akan ke Pasar Windu Surakarta.Sekalian ia akan mengunjungi ibu Made pedagang antik di Solo Baru.Bejo ingin menawar Keris kuno Mpu Gandawisesa yang konon --- bernama Megantara.

Para koruptor di Birokrasi sedang panik-paniknya ini --- harga pusaka sedang naik daun. Dikabarkan ada satu keris di Sumatera Barat telah mencapai harga Rp. 1 setengah miliar.

Betul juga Lik Subandi, “Mereka main miliar-miliaran kita juga harus miliar-miliaran, paling tidak puluhan juta-lah, atau kalau kena batunya ratusan juta sekalian !”.

“Nanti Bapak dan BuBupati perlu juga diembat, kemarin baru kena belasan juta ---Rantai Babiini harus dibuat harga berlipat-lipat. Kita harus turut menikmati uang korupsi dong. Jangan polisi dan jaksa saja --- wah, intel-intel pun panen kabarnya !” bisik hati Bejo.

“He, Jo --- itu Bupati ditakut-takuti, bahwa mereka kalau tidak mempunyai Pusaka Tolak Bala --- pasti rekoso, sengsara anak-beranak sampai 7 turunan. Koruptor sih”bisikan hati apa hati nurani --- atau seponggang suara Rakyat yang dendam pada para pejabat koruptor……………..

(5)

Sore hari Bejo dan Mila mencari situasi untuk mandi bersama --- karena nanti malam pasti Mila masih tidur di kamar Ibu.Akal-akalan.

“Mas, malam Jumat kita sudah boleh tidur sekamar --- Tanya ibu, kita akan memakai kamar yang mana, biar dihias ala kamar pengantin …………….”

“Mas, jangan lupa 1 kamar dibersihkan, untuk ibu dari Jakarta akan datang bersama Ratna, Miranda dan Mirinda ……………… aku terhibur mas”. Kembali kebiasaan Mila geram-geraman --- mencubiti pinggang kekasihnya. Sakit-sakit geli enak.

“Mas, cincin batu combongmu mas --- betul-betul ampuh”

“Bukan batu yang ini --- batu mahkota phallus !”.Mereka berpagutan seperti memangnya tabiat sepasang pengantin baru……………….

[MWA] (Buah Cinta dari Parangkusumo; novel bersambung ke # 04/17)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun