Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Hebat! Ini Kontribusi Ponpes Wali Barokah pada Kampung Moderasi di Kediri

24 November 2022   22:11 Diperbarui: 24 November 2022   22:16 312 1
Kelurahan Burengan Kecamatan Pesantren, Kediri, Jawa Timur terpilih sebagai "Kampung Moderasi" bersama dua kelurahan lainnya. Kepala Kantor Kelurahan Burengan Adi Sutrisno menghaturkan rasa syukur dan ungkapan terima kasih atas hasil yang diraih tersebut.

"Kurang lebih dua minggu tim dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Kediri telah meninjau dan melakukan penilaian di tempat kami. Ada tiga aspek yang dinilai yaitu terkait toleransi, kerjasama dan kesetaraan," jelasnya.

Adi menceritakan, sejak dirinya bertugas di Kelurahan Burengan pada akhir tahun 2022 lalu, pihaknya selalu membangun komunikasi dengan berbagai pihak diantaranya, Ponpes Wali Barokah, LDII, NU, Muhammadiyah dan sejumlah tempat ibadah umat Kristiani Gereja Setia Bakti dan Gereja Kristus.

"Lalu kami kumpulkan semua elemen ini dan kami ajak komunikasi. Kami ajak sharing bagaimana menciptakan toleransi dan kondusifitas di Kelurahan Burengan. Dari awal kami bangun seperti itu, sehingga ketika ada even PHBN semua kami libatkan," akunya.

Banyaknya bangunan gereja, masjid dan mushola di Kelurahan Burengan menjadi bukti bahwa toleransi di wilayah tersebut berjalan dengan baik.

"Toleransi di sini sangat tinggi, harapannya kita tetap menjaga kerukunan antar umat beragama, meningkatkan pluralisme dan kampung moderasi di Kelurahan Burengan," ungkapnya.

Ia menilai pemilihan launching "Kampung Moderasi" di Kota Kediri sangat bagus. "Ini kan sebagai penyemangat, bagaimana kita meningkatkan kerukunan umat beragama. Harapannya menjadi role model bagi kelurahan lain agar menjadi Kampung Moderasi nantinya," harap bapak satu anak tersebut.

Taufik Alamin pengurus FKUB sekaligus panitia acara tersebut, Senin (21/11), mengatakan, selain Kelurahan Burengan, Kelurahan Mojoroto dan Kelurahan Pakelan juga terpilih sebagai Kampung Moderasi.

Menurut Taufik, ketiga kelurahan itu terpilih sebagai Kampung Moderasi dikarenakan tiga wilayah tersebut telah mampu menjalankan tiga hal yang menjadi penilaian.

"Pertama menjadi indeks tingkat toleransi. Yang kedua adalah indeks kesetaraan serta ketiga indeks kerjasama," tutur Taufik Alamin. Ia mengatakan, FKUB  mendorong semakin banyak kampung moderasi di Kota Kediri.

Dalam acara ini Ferry Djatmiko, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkot Kediri hadir menggantikan Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar.

Selain launching Kampung Moderasi, turut menampilkan pertunjukan kreasi dari masing-masing unsur agama mulai dari Islam, Kristen, Katholik Hindu, Budha, Konghuchu hingga penghayat kepercayaan.

Berkaitan dengan ditetapkannya Kelurahan Burengan sebagai Kampung Moderasi, Ketua Ponpes Wali Barokah Kediri KH. Sunarto menyampaikan rasa senang atas capaian tersebut.

"Hal tersebut menandakan bahwa toleransi, kebersamaan dan kesetaraan yang merupakan esensi dalam pelaksanaan moderasi beragama di Kelurahan Burengan sudah terlaksana dengan baik," ujarnya.

KH. Sunarto, dengan pencaian tersebut dapat menjadi penyemangat bagi para tokoh agama dan tokoh masyarakat, serta seluruh pihak terkait. "Untuk semakin meningkatkan solidaritas dan partisipasi dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan, yang menjadi dambaan seluruh lapisan masyarakat," katanya.

Lebih lanjut dikatakan, perilaku saling menghormati dan menghargai perbedaan antar sesama manusia perlu terus ditumbuhkembangkan demi mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Menurut Sunarto, selama ini Ponpes Wali Barokah telah banyak melakuan berbagai kegiatan sosial yang manfaatnya dirasakan langsung masyarakat seperti menjaga kebersihan dan keamanan lingkungan, bakti sosial, bakti kesehatan, penyantunan dhuafa.

"Kemudian, khitanan massal, pembagian daging kurban, memfasilitasi kegiatan RT/RW dan lain sebagainya perlu diteruskan, bahkan jika mungkin bisa ditingkatkan jangkauan sasarannya," tambahnya.

Sunarto mengungkapkan, pendidikan moral bagi para santri terus dilakukan agar mereka memiliki karakter yang baik sehingga dengan keberadaannya tidak mengusik ketenangan warga masyarakat sekitar pondok.

Selain itu, kata Sunarto, pihaknya juga akan mengagendakan pembekalan wawasan kebangsaan, bela negara dan toleransi beragama bagi santri, guru dan pengurus secara berkala.

"Sehingga dengan demikian, setelah ketika para santri terjun ke tengah masyarakat, diharapkan bisa menjadi muballigh dan muballighoh yang bisa berbudi pekerti yang luhur dan bermanfaat bagi orang lain," pungkas Sunarto. (m)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun