28 Oktober 2014 20:57Diperbarui: 17 Juni 2015 19:25210
Pekan lalu (20/10) kita memiliki pemimpin baru, Presiden RI ketujuh Joko Widodo, resmi menjabat sebagai kepala Negara. Ceremonial, perayaan hingga syukuran pun dilakukan untuk menyambut pemimpin baru ini. Perayaan yang menjadi selebrasi pendukung Jokowi ini juga diharapkan sebagai sarana penerimaan pendukung rivalnya di pilpres lalu. Namun, perkembangan di media sosial sebagai gambaran ekspresi masyarakat nampaknya belum menunjukan respon yang positif khususnya di kalangan pemuda yang aktif menggunakan media social dan berpikir kritis. Saling serang-ejek masih saja terjadi diantara kedua pendukung KIH dan KMP walaupun tidak lagi se’galak’ saat pilpres lalu. Polarisasi pilpres nampaknya belum usai meski dikalangan elit sudah menunjukan sikap saling menghormati.
Sebagai pemuda yang akan melanjutkan kepemimpinan bangsa di masa depan, apakah kita harus larut dalam kompetisi elit politik sampai mengorbankan rasa persatuan kita? Apakah kita harus terburu-buru mengapresiasi ataupun mengkritik para pemimpin baru kita? Bagaimana seharusnya pemuda menempatkan diri dalam tatanan kepemimpinan saat ini?
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.