Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Safari Religi ke Gombong, Ngaji dengan Mereka yang Sudah Tiada

30 Juli 2021   01:27 Diperbarui: 30 Juli 2021   07:05 457 1
Malam ini, Kamis (29/7/2021) ba'da Isya' ziarah ke makom keluarga besar kyai, syeikh Maulan Maulin bin Syeikh Abbas di Banjarsari, Gombong, Kebumen, Jawa Tengah.

Perjalanan sekitar 15 menit dari rumah Bapak menuju kuburan tempat dimakamkannya kyai dan syeikh. Membaca kulhu, tahlil dan tahmid hingga selesai. Komunikasi dengan para kyai di awal dan diakhir pembacaan kulhu pun terlaksana dengan baik. Alhamdulillah. Disudahi dengan makan tumpeng bersama, dengan gulai khas ayam kampung asli dari desa.

Ziarah merupakan salah satu praktik sebagian besar umat beragama yang memiliki makna moral amat penting, dengan mengambil ikhtibar dari kebaikan-kebaikan perjuangan yang belum tuntas dilakukan oleh para kyai, syeikh selama hidup nya.

Terkadang banyak pelaku ziarah melakukan ke suatu tempat yang suci dan penting bagi keyakinan dan iman peziarah. Tujuannya adalah untuk mengingat kembali, meneguhkan iman, berkomunikasi dengan sukma, bermeditasi, zikir, dan atau menyucikan diri.

Dalam arti lainnya adalah semadi atau meditasi. Hal ini menjadi suatu prilaku atau praktik relaksasi yang melibatkan pelepasan pikiran dari semua hal yang menarik, membebani, maupun mencemaskan dalam hidup kita sehari-hari. Secara harfiah makna meditasi nerupakan kegiatan mengunyah-unyah atau membolak-balik dalam pikiran, memikirkan, merenungkan, hingga pada puncaknya sesorang masuk dalam kondisi Bening, Hening, dan Wening. Tiga tingkatan kondisi ini, memang sangat amat sulit untuk dilakukan.

Yaaaaa,,,tentu dengan membuat diri yang hidup menjadi kosong, agar raga dan sukma seseorang di cas kembali. Diibaratkan sebuah bateray, ketika di cas, ditambah daya baru, tentu akan tokcer, dan kuat kembali memberikan penerangan dan pencerahan bagi lingkungan sekitarnya.

Yang pada akhirnya seseorang itu akan mendapatkan kekuatan diri dari hal-hal negatif yang menghampiri. Koreksi dan mawas diri.

Secara terminologi mawas diri dapat diartikan sebagai upaya untuk mengoreksi diri sendiri secara jujur dan sunggu-sungguh. Bahwa kehidupan ini dalam kondisi apapun tidak bisa berlakon sendiri. Harus ada seseorang yang lain, untuk sebagai kontrol atau crosschek diri. Semisal, ketika seseorang dihadapkan kepada sesuatu yang sifatnya metafisik datang/hadir, tentu harus ada filter diri agar tidak tersesat jangan-jangan itu adalah jin-syetan yang mewujud. Disini perlunya teman dan saudara sekitar, karena kelebihan dan kekurangan seseorang itu tidak ada yang sama.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun