Mohon tunggu...
KOMENTAR
Book Pilihan

Menelisik Makna Sebuah Puisi

6 Juli 2023   10:18 Diperbarui: 6 Juli 2023   10:26 392 3
Sebagai salah satu jenre sastra, puisi memang cukup sulit untuk dipahami secara langsung oleh pembaca. Hal ini karena puisi memuat kata-kata yang padat makna dan bersifat konotatif.  Sehingga sangat dibutuhkan kecermatan dan kesabaran dalam menganalisanya.

Namun, sebagai "ungkapan hati" penyairnya, makna sebuah puisi masih dapat ditelusuri melalui cara penyampaian tema dan penggunaan perangkat kebahasaan yang digunakan penyair. Analisis ini lebih menekankan pada struktural dan kebahasaan. Tujuan utamanya adalah memahami puisi sebagai entitas mandiri yang memiliki fitur linguistik yang khas dan memiliki aturan-aturan tertentu.

Beberapa pendekatan yang dipakai dalam analisis seperti ini adalah sebagai berikut:

1. Menemukan diksi yang mengejutkan dalam konteks penyampaian makna. Diksi yang mengejutkan menjadi salah satu aspek penting dalam memahami makna puisi. Diksi yang mengejutkan mengacu pada penggunaan kata-kata yang tidak lazim atau tidak terduga dalam puisi. Pemilihan kata-kata semacam ini dapat menciptakan efek kejutan dan memperdalam makna puisi. Pentingnya kita memperhatikan pemilihan kata-kata yang unik dan jarang digunakan dalam komunikasi biasa dapat membuka jendela menuju pemahaman makna puisi yang lebih dalam.

2. Urutan kata-kata tertentu. Urutan kata-kata tertentu dalam puisi juga memiliki peran penting dalam mengungkapkan makna. Penggunaan pola sintaktis dan sintagmatis yang khas dapat memberikan petunjuk tentang cara penyair mengorganisir kata-kata dalam puisi. Analisis yang menekankan pada pemilihan dan pengaturan kata-kata dalam urutan tertentu tidak hanya mengikuti aturan tata bahasa biasa, tetapi juga memiliki tujuan estetik dan makna yang spesifik. Oleh karena itu, pemahaman makna puisi harus melibatkan analisis terhadap struktur sintaksis dan pengaturan kata-kata secara keseluruhan.

3. Kombinasi rima dan ritma dalam memperkuat makna puisi. Kombinasi dan pola bunyi seperti rima dan ritma juga memiliki peran penting dalam memperdalam makna puisi. Pola bunyi yang dikombinasikan dengan pemilihan kata-kata tertentu dapat menciptakan kesan yang kuat dan memengaruhi pemahaman makna puisi secara keseluruhan. Penekanan pada irama, intonasi, dan pola suara dalam puisi membantu menciptakan efek estetik yang khas dan memperkuat pesan yang ingin disampaikan oleh penyair.

Mencermati uraian di atas, kita jadi memahami bahwa sebuah puisi dianggap sebagai konstruksi bahasa yang kompleks dan memiliki aturan-aturan sendiri. Makna puisi tidak dapat dipahami secara langsung melalui pemahaman tata bahasa biasa atau referensi ke dunia nyata.

Sebaliknya, makna puisi harus dicari dalam penggunaan bahasa yang khas, pengorganisasian kata-kata, dan efek bunyi yang dihasilkan. Melalui analisis struktural dan kebahasaan, hal ini menerangkan bahwa kita hendaknya memahami puisi sebagai entitas independen yang memiliki potensi untuk mengungkapkan makna yang mendalam dan kompleks.

***

Setelah kita mendapat pemahaman tentang cara menemukan makna sebuah puisi dengan menggunakan analisis yang sudah diuraikan sebelumnya, sekarang mari menganalisa puisi "Anak dan Waktu" karya Penyair Sitor Situmorang dalam rangka menemukan makna yang termuat di dalamnya.


ANAK DAN WAKTU

Sitor Situmorang

Si Anak terhenti memandang jam
Berpikir sungguh dengan diam,
Sejenak terganggu arti dalam
Dari pukulan jam di hari malam.

Tapi si Anak tak hendak bertanya,
Sibuk kembali bermain-main
Lupa sudah ia kepingin,
Tahu hal jam serta tafsirnya.

Si Bapak terlentang lesu,
Serat suara serta waktu,

Kenangan yang diburu,
Apa yang ia tak tahu.



Diksi yang mengejutkan: Puisi ini menggunakan diksi yang sederhana dan lugas, tidak terlalu mengandalkan diksi yang mengejutkan secara langsung. Namun, perlu dicatat bahwa kata-kata seperti "terhenti", "pukulan", "hendak", "bermain-main", dan "lupa" memberikan sentuhan emosi dan mengarah pada pengalaman yang kontradiktif antara si Anak dan si Bapak.

Urutan kata-kata tertentu: Puisi ini menggunakan urutan kata-kata yang sederhana dan sejajar. Namun, terdapat penggunaan repetisi dengan "Si Anak" dan "Si Bapak" yang memberikan fokus pada karakter-karakter dalam puisi ini. Selain itu, penggunaan urutan kata-kata "Anak terhenti memandang jam" dan "Berpikir sungguh dengan diam" menggambarkan adegan dan tindakan si Anak secara terperinci.

Kombinasi dan pola bunyi (rima dan ritma): Puisi ini tidak menggunakan pola bunyi yang khas seperti rima atau ritma yang jelas. Namun, terdapat repetisi bunyi dengan "jam", "malam", "jam serta tafsirnya" yang memberikan kesan kesatuan dan kohesi bunyi dalam puisi.

Kita mulai dapat menemukan makna apa yang terkandung dalam "Anak dan Waktu". Ada beberapa hal penting yang digambarkan dalam puisi ini: si Anak dan si Bapak, dan hubungan mereka dengan waktu. Penyair melalui puisi ini menyoroti perbedaan persepsi dan sikap tokoh-tokoh (Aku-Lirik dalam puisi ini menggunakan sudut pandang orang ketiga -- si Anak dan si Bapak) terhadap waktu. Si Anak terlihat tidak terlalu memedulikan arti dan pentingnya waktu, lebih tertarik pada permainan dan lupa akan keinginannya sebelumnya. Sementara itu, si Bapak digambarkan sebagai sosok yang terbebani oleh waktu dan memiliki kenangan yang diburu (baca: selaksa pengalaman hidupnya yang mengesankan), yang menunjukkan kecemasan dan refleksinya terhadap masa lalu, sekaligus kekhawatirannya terhadap masa depan anaknya.

Akhirnya, kita mengetahui bahwa penggunaan diksi yang sederhana, repetisi bunyi, dan urutan kata-kata yang terperinci, makna puisi "Anak dan Waktu" secara terang menggambarkan kontras antara sikap anak yang tidak menghiraukan waktu dan sikap bapak yang terbebani olehnya sebagai makna yang paling dominan.

** Puisi "Anak dan Waktu" merupakan salah satu puisi yang termuat dalam buku Kumpulan Puisi Sitor Situmorang, WAJAH TAK BERNAMA, PT. Dunia Pustaka Jaya (Cetakan Kedua, 1982)





KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun