Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud Pilihan

5 Hal yang Patut Diteladani dari Sosok Buya Syafii Maarif

29 Mei 2022   06:20 Diperbarui: 29 Mei 2022   07:23 1229 5
(29/05/2022)- Berita duka meninggalnya ulama kondang sekaligus tokoh Muhammadiyah Buya Syafii Maarif di usia 86 tahun pada hari Jumat 27 Mei jam 10.15, mengejutkan semua pihak baik yang mengenalnya secara langsung maupun tidak langsung.

Perilakunya yang santun dalam berbicara maupun memberikan masukan terhadap siapapun yang dirasa olehnya salah ini merupakan salah satu cara dari Buya Syafii dalam mendidik sekaligus mengarahkan agar tidak salah langkah.

Buya sendiri pada awalnya ditolak masuk ke Muhammadiyah karena menurutnya salah satu guru pada waktu itu menganggap nilai dari Buya yang berasal dari Sumatera Barat tersebut, jelek alias belum memenuhi standar untuk masuk ke lembaga pendidikan Muhammadiyah.

Namun, pada akhirnya justru kemudian meminta Buya Syafii untuk mengabdi kepada Muhammadiyah sampai beliau menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah tahun 1998-2005. Buya juga dikenal sebagai dosen sekaligus guru besar di Universitas Negeri Yogyakarta, dan ia juga meraih gelar Doktor nya di Universitas Chicago atas usulan Amien Rais.

Selain yang sudah dijelaskan diatas berikut 5 hal yang perlu kita teladani dari sosok Buya Syafii Maarif

1. Berani Memberikan Kritik Membangun Kepada Siapapun

Buya dikenal sebagai pribadi yang blak-blakan namun langsung kepada intinya atau to the poin. Jika ia merasa ada seseorang salah dalam melakukan sesuatu misalnya seorang presiden Buya tidak segan untuk menyampaikan kritik yang membangun demi kebaikan presiden agar tidak keluar jalur yang semestinya.


2. Rajin Menulis Sampai Akhir Hayat

Buya Syafii memang dikenal sebagai salah satu tokoh bangsa yang gemar menulis baik berupa buku maupun artikel diberbagai portal berita nasional seperti Harian Kompas dan Republika. Buku-buku beliau seperti Islam Dalam Bingkai Keindonesiaan dan Kemanusiaan: Sebuah Refleksi Sejarah, Islam dan Politik Belah Bambu, Masa Demokrasi Terpimpin 1959-1965, Politik Identitas dan Masa Depan Pluralisme Kita, merupakan sebagian dari karya Buya yang sudah diterbitkan. Sementara itu, masih banyak buku karyanya yang belum terbit namun Buya Syafii sudah lebih dahulu dipanggil Allah SWT.

3. Senang Jika Ada Anak Muda Ingin Belajar Padanya

Tokoh kharismatik ini memang dikenal ingin terus membagikan ilmu dan pengalamannya kepada generasi muda ia sangat senang jika ada anak muda mau belajar darinya. Di himpun dari berbagai sumber Buya Syafii biasanya selalu mengajak anak muda untuk menemaninya jika berkegiatan kemanapun, jika ingin belajar biasanya Buya Syafii akan membagikan ilmunya atau menemui anak-anak muda yang ingin belajar di Masjid.


4. Memiliki Jiwa Toleransi Yang Kuat


Buya Syafii dikenal sebagai ulama yang cinta damai hal ini terbukti dari seringnya ia berkumpul dengan pemuka agama lainnya di Indonesia, yang bertujuan demi menjaga kerukunan umat beragama di bumi Nusantara. Buya melakukan toleransi dalam hubungan sosial masyarakat dimana dengan adanya pertemuan-pertemuan atau diskusi dengan semua tokoh keagamaan yang ada tentu diharapkan dapat tercipta terus berdamai secara berdampingan tanpa saling menghina maupun mengusik satu sama lain, Buya sangat menghargai perbedaan antar agama dan tidak pernah menjudge kepercayaan yang dianut oleh orang lain.

Tokoh asal Minangkabau tersebut memang gigih dengan menerapkan semangat Pluralisme atau menghargai keberagaman yang ada hal ini sama halnya dengan yang dipakai oleh K.H Abdurahman Wahid atau Gus Dur yang selalu menekankan Pluralisme.

5. Enggan Terjun Ke Politik Praktis

Pria yang lahir pada tanggal 31 Mei 1935 di Nagari, Calau, Sumpur Kudus, Sumatera Barat tersebut, sangat aktif menyuarakan politik yang damai tanpa kegaduhan yang ditimbulkan oleh sejumlah elite politik yang ada seperti salah satu karibnya yaitu Amien Rais.

Konsistensinya dalam ilmu pengetahuan seperti Sejarah, Keislaman, Politik perlu diapresiasi dan didukung sebab sangat sedikit tokoh yang mau tetap melanjutkan kiprahnya sebagai Cendekiawan Muslim. Sementara banyak diantaranya yang kemudian justru terjun kepada dunia politik praktis. Sebut saja diantaranya seperti Amien Rais dan Din Syamsuddin yang sama-sama pernah menduduki jabatan yang sama seperti Buya Syafii Maarif di Muhammadiyah.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun