Banyak orang yang bermimpi untuk mengejar apa yang mereka impikan hanya saja mereka tidak mampu menjadikan mimpi itu sebagai spirit untuk mengapai cita cita yang telah mereka gantunggi, putus asa misalnya (Pesimis).
Cita-cita sudah pasti dimiliki oleh semua manusia yang berada di muka bumi, dan cita-cita itu telah tertanam waktu masih duduk di sekolah dasar (SD) setelah menuju fase remaja kita mulai beradaptasi dengan apa itu cinta, tapi di fase itu pula kita pun belum mengenal penuh apa itu yang di maksud dengan cinta sehingga kita di persibuk kan oleh hal hal yang belum tentu membawah kita pada hal hal yang baik.
Seperti halnya pacaran, berpacaran itu memang tidak baik namun kita tetap ngotot untuk merasakan apa itu pacaran tanpa kita sadari pacaran itu hanya mengajak kita pada hal yang belum tentu baik.
 Ketika menuju fase kedewasaan disinilah kita akan mampu mebedakan mana yang baik pula mana yang buruk. Dan pada saat kita beranjak dewasa kita akan lebih mengenal hal baik dan hal yang buruk, dewasa adalah fase terbaik untuk kita saling menegur, saling berdedikasi demi merajut apa telah yang kita impikan.
Ikhtiar dan berdoa adalah cara terbaik kita memperkuat segala mimpi yang telah kita tanamkan. Tetaplah berdoa dan berusaha sebab Tuhan tidak akan perna megecewakan umatnya jikalau apa yang kita inginkan benar benar di perjuangkan dengan niat dan nawaitu yang tulus, tetaplah optimis sebab dengan optimis kita mampu melahirkan semanggat yang mampu mengarahkan kita pada pelabuhan yang kita labui.
Berbaik sangkala kepada Tuhan ketika segalah mimpi kita telah di gapai, kita harus tetap berkarya agar kita dapat di kenang oleh generasi yang akan datang, jadikan karya anda sebagai tongkat peradaban untuk generasi yang bercita-cita tinggi.
