Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Wayang Kulit: Sindiran Dalang Kepada Pemerintah Dalam Menjaga Warisan Budaya

13 Mei 2014   23:40 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:32 791 0
Wayang kulit adalah salah satu budaya Jawa yang sejak zaman Sukarno dikembangkan fungsinya sebagai tontonan hiburan semata. Awalnya pertunjukkan wayang kulit ini sangat kental dengan budaya ritual. Konon sebutan wayang pun diambil dari kata Ma Hyang yang artinya kembali ke ruh atau bayangan. Tidaklah heran jika proses pertunjukkan wayang kulit ini dahulu kala sangatlah merepotkan. Tidak sekedar persiapan semacam pertunjukkan biasa melainkan diikuti dengan prosesi ritual-ritual dan doa agar pertunjukkan ini mendapat kekhusyukan. Hingga hari ini pagelaran wayang kulit versi ritual pun masih dilakukan di banyak tempat di tanah Jawa.

Dalam perjalanannya, pertunjukan wayang kulit juga digunakan oleh para raja atau kepala desa untuk menyampaikan pesan-pesan atau nasehat kepada masyarakat dan warganya. Dalam lakon tertentu, dalang sering menyisipkan nasehat-nasehat bermanfaat, di saat itu pula penonton wayang mendapatkan kisah cerita plus pesan moralnya. Pagelaran wayang kulit sebagai budaya ini memang sering kita jumpai dibanyak tempat. Mulai dari Taman Mini Indonesia Indah, RRI, Gedung Pertunjukkan bahkan hotel-hotel mewah. Akan tetapi menyaksikan sebuah pagelaran wayang kulit semalam suntuk di sebuah desa itu akan memiliki nilai pengalaman tersendiri.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun