Mohon tunggu...
KOMENTAR
Worklife Pilihan

Tidak Baik untuk Umbar Kesalahan Pekerja Secara Terbuka

28 Februari 2023   06:03 Diperbarui: 28 Februari 2023   06:27 114 8

Dalam dunia kerja, para atasan selalu mengawasi kinerja setiap pekerjanya melalui evaluasi dalam kurun waktu tertentu.

Tujuannya jelas, yaitu agar membentuk pekerja yang lebih baik dan mencapai visi dan misi dari tempat tersebut.

Tidak ada satu pun pekerja yang sempurna, mereka pasti pernah terpeleset dalam kesalahan, baik disengaja maupun tidak.

Dari evaluasi tersebut, para pekerja yang masih kurang terarah atau sering salah bisa diajak agar bisa memperbaiki kesalahannya.

Namun, saat evaluasi, ada saja tipe pimpinan tempat kerja yang mengumbar kesalahan pekerja secara terbuka, langsung ketika orang tersebut ada.

Bahkan, ada yang langsung menghakimi pekerjanya yang melakukan kesalahan tanpa mengetahui apa alasan di balik kesalahan itu.

Meskipun sang bos berkilah tidak bermaskud merendahkan pekerja, tetap saja ini tidak bisa debenarkan karena sudah menyinggung.

Suasana omongan atau ketikan bos saat menghakimi akan memiliki energi negatif yang membuat pekerjanya tidak nyaman.

Bos mereka pasti akan berdalih mengumbar kesalahan mereka dalam rangka agar yang disinggung bisa berbenah

Tidak semua kesalahan dalam lingkungan kerja bisa diumbar di pertemuan dalam rangka evaluasi, apa pun alasannya.

Dihakimi secara terbuka di forum evaluasi atau chat group tempat kerja tersebut akan memengaruhi kesehatan mental pekerja yang disinggung.

Secara norma, mengumbar kesalahan pekerja sangat membuat pekerjanya menjadi lebih tertekan dan menghilangkan semangat kerja mereka.

Alih-alih berbenah, pekerja tersebut malah nekat, mulai dari sebesar mengumbar kesalahan pimpinan atau tempat kerja hingga paling kecil seperti menghilang tanpa kabar.

Ini justru akan merugikan tempat kerja tersebut karena ditinggal pekerjanya yang merasa tidak nyaman dengan gaya bicara atasan yang cenderung suka menghakimi.

Mereka yang memilih menghilang sudah kehabisan tenaga untuk bertahan, tetapi merasa tidak enak karena cemas apabila cemas dihakimi atasan.

Sebaiknya, evaluasi yang diadakan secara terbuka adalah evaluasi yang bersifat umum, seperti mengevaluasi kinerja dan kerja tim dalam satu wadah tersebut.

Memang, ini belum tentu akan mengena untuk mengevaluasi kesalahan pekerja, tetapi setidaknya masih memedulikan kesehatan mental pekerjanya.

Ada cara untuk mengevaluasi pekerjanya yang melakukan kesalahan, yaitu evaluasi secara personal di dalam ruang kerja.

Tujuannya agar bisa mengarahkan pekerjanya menjadi lebih baik dengan tetap menjaga perasaan pekerjanya.

Perlu untuk dicatat, evaluasi secara personal sebaiknya tetap tidak menghakimi sebelum mendengar alasan mengapa pekerja tersebut melakukan kesalahan.

Setelah itu, pimpinan tempat kerja secara bijak akan mengarahkan pekerja tersebut agar kembali menjadi lebih baik.

Dengan pengarahan personal inilah, pemilik lapangan kerja tidak ditinggal pekerjanya karena tidak enak dengan karakter pimpinan.

Memang berat untuk menjadi pimpinan karena tidak hanya kemampuan mengorganisasi, melainkan juga memahami perasaan pekerjanya.

Salah ucap atau tindakan sedikit, suatu tempat kerja akan kehilangan para pekerjanya karena tidak nyaman dengan bos mereka.

Sebagai pemilik lapangan kerja, sangat haram untuk suka menghakimi pekerjanya tanpa harus menyakiti perasaannya.

Karena lingkungan kerja yang nyaman belum tentu membuat pekerjanya betah jika pimpinannya dinilai tidak pernah bisa menjaga perasaan pekerjanya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun