Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe

Ga Laku, bukan Berarti Ga Mutu

7 September 2010   04:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:23 666 0
Ya, mungkin banyak sekali bayangan kita ketika membaca judul di atas. Mulai dari produk sabun, baju, mobil, sampai manusia (haha, pasti pernah dengar terminologi "bujang lapuk" kan?). Nah bagi saya hal yang membuat munculnya judul aneh di atas adalah: Guruh Gipsy. Mungkin kalimat yang pertama kali dilontarkan adalah: "Ah siapa sih Guruh Gipsy itu, kok kayaknya ga populer banget, ga pernah happening lah istilahnya." Eits enak saja! Guruh Gipsy itu selain ga populer juga ga laku lho albumnya. Albumnya hanya diproduksi sebanyak 5000 keping dan tidak memenuhi target penjualan. Terus kenapa bisa disebut bermutu? Begini ceritanya: [caption id="attachment_251707" align="aligncenter" width="218" caption="Cover Album (Sumber: progarchives.com)"][/caption] Guruh Gipsy sebenarnya adalah kolaborasi antara Guruh Soekarnoputra dan Gipsy. Semua pasti tahu siapa itu Guruh dan bagaimana kapasitas beliau sebagai seorang seniman tentunya. Dan Gipsy adalah sebuah grup band yang berdiri tahun 1969 yang biasanya membawakan lagu-lagu dari band semacam Procol Harum, King Crimson, ELP, dan Genesis. Sempat bongkar pasang personil namun pada kolaborasi ini formasinya adalah Keenan Nasution (dram), Odink Nasution (gitar), Abadi Soesman (keyboard), Roni Harahap (piano/organ), and Chrisye (vocal/bass). Ada apa dengan musik Guruh Gipsy? Guruh Gipsy oleh banyak pengamat musik Indonesia dikatakan sebagai pelopor revolusi musik Indonesia. Musik Guruh Gipsy yang memadukan unsur musik barat seperti jazz atau rock dengan musik etnik telah mampu menginspirasi kecenderungan musik dari band-band seperti Karimata, Krakatau, Discus, Simak Dialog dan banyak lainnya. Selain itu influence musik Guruh Gipsy juga terasa pada musik-musik pop ballad masa kini yang kental akan iringan orkestra. Salah satu lagunya yang berjudul Geger Gelgel memiliki lirik yang luas jangkauan relevansinya. Bahkan setelah perilisannya tahun 1976, yang berarti sudah lebih dari 30 tahun yang lalu. Hasrat hati ingin membeber segala perilaku palsu Degup jantung irama batel bagai derap pasukan Gelgel Menentang penjajah angkara Penindas dasar hak manusia Wahai kawan nyalangkan matamu Simaklah dalam babad Moyangmu atau tentang serbuan modernisasi pada lagu Janger 1897 Saka: Art shop megah berleret memagar sawah Cottage mewah berjajar di pantai indah Karya cipta nan elok indah Ditantang alam modernisasi atau dari lagu Chopin Larung yang ditulis liriknya dalam bahasa Bali. Secara garis besar dapat ditarik pemahaman bahwa lagu ini mengisahkan tentang keadaan Bali dan usaha untuk mempertahankan budaya di tengah gencarnya modernisasi yang disimbolkan oleh Frédéric Chopin. Atau mungkin juga pemahaman lebih jauhnya adalah bahwa budaya dapat disinergiskan tanpa harus saling "memakan" melalui alunan komposisi klasik Fantaisie-Impromtu dibarengi oleh gamelan Bali. Jadi.. Kolaborasi Guruh dan Gipsy menghasilkan masterpiece yang meskipun bukan hal baru, dan memang sebelumnya musik eksperimental seperti ini sudah pernah digarap, tetapi album ini tetap memiliki arti besar khususnya dalam perkembangan musik Indonesia. Menyelaraskan nada pentatonik gamelan Bali dan diatonik alat musik modern bukanlah hal yang gampang. Dan satu-satunya album Guruh Gipsy yang bertagline "Kesepakatan Dalam Kepekatan" ini berhasil diselesaikan dengan sangat baik. [caption id="attachment_251716" align="alignleft" width="300" caption="Lagi Makan Gado-gado? (Sumber: last.fm)"][/caption] Sekarang album Guruh Gipsy ini sudah menjadi barang langka dan banyak dicari orang. Album ini juga menjadi topik diskusi di komunitas progressive Jepang, Eropa dan Amerika. Contoh yang paling gampang adalah di website progarchives. Bahkan mengutip tulisan dari salah satu pengamat musik Indonesia, Denny Sakrie dalam bukunya yang berjudul “Jejak Jejak Musik Indonesia di Pegangsaan”: "Dari ukuran industri album Guruh Gipsy memang tidak memenuhi target penjualan, namun dalam pencapaian artistik album Guruh Gipsy bisa dianggap sebagai inspirasi untuk generasi setelahnya. Persis sama dengan album Sgt Pepper's Lonely Heart's Club Band nya The Beatles yang gagal dalam pemasaran,namun dianggap telah mencapai titik revolusi dalam musik pop." Nah setelah membaca tulisan yang terlalu panjang lebar ini mungkin ada dua reaksi dari pembaca:

  1. Album ini terlalu segmented, tidak populer dan so yesterday. Biarlah dia tetap menjadi sejarah tanpa ada dusta di antara kita =P
  2. Mencoba keluar dari zona aman, mencoba untuk barang satu atau dua menit mendengarkan musiknya di sini Streaming Guruh Gipsy =) Jujur saya dapat albumnya dari download di file sharing, soalnya tahun 1976 saya belom lahir. Hehehe.
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun